PANCASILA DI ZAMANKU Membumikan Nilai Pancasila kepada Generasi Muda di Mataram

Posted : 07 Mar 2018

~Mahfud MD hingga Reza Rahadian tularkan nilai Pancasila kepada mahasiswa UNRAM

MATARAM – Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, nilai-nilai Pancasila seolah makin tenggelam dengan hingar bingarnya dunia anak muda milenial. Generasi muda menghadapi tantangan semakin kehilangan akar identitas kebangsaan dan jauh dari nilai-nilai budaya yang luhur. Oleh karena itu, nilai-nilai kearifan Pancasila dipandang perlu dibumikan kembali di tengah-tengah kaum muda untuk menguatkan kembali wawasan kebangsaan.

Hal ini menjadi pembahasan dalam talkshow bertajuk “Pancasila di Zamanku” yang diselenggarakan oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation bekerjasama dengan Universitas Mataram (UNRAM) dan Solidaritas Anak Bangsa (SABANG) di Lapangan Atletik Universitas Mataram, NTB, pada Sabtu (7/3).

Hadir sejumlah pembicara yakni pakar hukum tata negara yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud M.D., pemerhati sosial dan pegiat di Wahid Institute Inayah Wulandari Wahid, dan aktor film Reza Rahadian. Dipandu oleh jurnalis senior Rosiana Silalahi, talkshow ini diikuti tak kurang dari 10.000 mahasiswa yang datang dari berbagai jurusan di Universitas Mataram.

Menurut Mahfud M.D., Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, terlebih generasi muda yang lebih dekat dengan tren komunikasi global. Menurut Mahfud, terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. "Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara. Pancasila itu ideologi yang mempersatukan,” terang Profesor Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.

Ia mengingatkan kembali tentang potensi perpecahan jika generasi muda saat ini tidak lagi merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi mereka sehari-hari. “Radikalisme harus kita tangkal dengan Pancasila sebagai ideologi pemersatu ikatan kita sebagai bangsa Indonesia," ujar Mahfud.

Hal senada diungkap Inayah Wahid. Putri bungsu Presiden Indonesia ke empat KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan Pancasila adalah perangkat nilai yang menjadi panduan Bangsa Indonesia untuk meraih kondisi negara yang dicita-citakan. Tanpa Pancasila, bangsa ini akan kehilangan identitas dan jati diri, terlebih kaum mudanya.

“Kita perlu menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik sehari-hari. Bantu generasi muda untuk memahami apa sebenarnya Pancasila, mengapa penting untuk menghidupi Pancasila, sehingga akan terbangun rasa memiliki,” ujar Inayah.

Sementara itu aktor film Reza Rahadian menyoroti tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman suku, agama, dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Sebagai seniman, pria bernama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini memandang keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Tuhan sudah memberikan anugerah kepada Indonesia berupa kekayaan alam dan aneka ragam suku dan budaya. Sebagai generasi muda, ini yang harus kita jaga. Caranya bagaimana, contoh sederhana adalah menanamkan rasa cinta dan menghargai perbedaan,” tutur aktor berdarah Maluku ini.  

Tumbuh di lingkungan keluarga yang majemuk, Reza sejak kecil terbiasa menghargai perbedaan. Ia bersyukur hidup dalam keluarga yang menjunjung toleransi meski berbeda keyakinan. “Toleransi telah menjadi bagian dalam hidup saya. Dengan saling menghormati dan menghargai, seperti nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila, kita bisa hidup dalam kedamaian,” terangnya.

Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari mengatakan, tema Pancasila harus terus digiatkan kepada generasi muda saat ini. Derasnya arus informasi saat ini bisa menjadi ancaman jika tidak dibentengi Pancasila sebagai landasan.

“Kami mendorong kaum muda agar menguatkan wawasan kebangsaan, bersikap dan bersuara dengan kuat tentang pentingnya mengokohkan keutuhan Indoesia. Kesadaran akan makna dan hakekat bangsa dan kebangsaan juga dasar kepercayaan diri dan rasa hormat diri sebagai bagian dari bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Laksmi.

Ia juga mendorong peranan kaum muda di Mataram dan NTB pada umumnya untuk mengembangkan anugerah potensi sumber daya alam yang dimilikinya. Generasi muda perlu visi yang kuat untuk menjaga dan memberdayakan kekayaan alamnya, khususnya di Indonesia Timur.

“Untuk itu, saatnya anak-anak muda di Mataram untuk mengembangkan bekal diri dengan pencapaian akademik (hard skills) yang diperoleh di kampus yang disertai pengembangan wawasan keterampilan lunak (soft skills). Tujuannya, agar mereka di kemudian hari menjadi manusia yang cakap secara inteligensi dan emosional dan siap berkarya nyata menjaga keutuhan bangsa,” tandas Laksmi.

***

KUTIPAN PARA NARASUMBER

MAHFUD MD
Bagaimana nilai Pancasila bisa jadi pegangan dalam era gital dan sosmed?

Kecanggihan teknologi harus dimanfaatkan, tapi ingat nilai-nilai bangsa sebagai dasar negara. Nilai Kepancasilaan harus diekspor dalam media sosial. Kenalkan nilai-nilai keragaman Pancasila Indonesia lewat medsos.

Bagaimana menyingkapi hoax?

Kita ambil saja manfaat dari medsos. Jangan suka menyebarkan berita menyudutkan, atau membuat sendiri ujaran kebencian. Sudah ada undang-undang yang mengatur dan ada sanksinya. Makanya kalau ada berita buruk jangan ikut sebarkan. Ambil saja yang baik-baik Hidup itu, Tuhan sudah menciptakan berbeda. Tidak ada yang sama. Jadi jangan memaksakan.

 

INAYAH WAHID :
Pendapat Anda tentang Pancasila di era sekarang ini?

Pancasila perlu banget apalagi sekarang, karena kakek saya tokoh yang menbangun Indonesia bersama Soekarno. Kakek saya tidak pernah memakai azas agama untuk apapun, kakek sadar negara dibangun bukan oleh agama tapi oleh kelompok beragam.

Penyatu perbedaan itu adalah Pancasila. Ibarat lem, kalau diambil akan bubar semua.

Pancasila memang bukan manusia, tapi bukan berarti bisa diganti. Tapi kondisi saat ini Pancasila adalah hal yg paling menyatukan indonesia. Pancasila itu bukan hanya dipahami, tapi juga dipakai. Pancasila dipakai, bukan cuma jargon. Ketuhanan itu cinta kasih. Bagaimana diaplikasikan dlm kehidupan sehari.

Pendidikan Pancasila sebagai nilai kemanusiaan tidak bisa diganti. Ketika berbicara tentang manusia nilainya sama tentang kerukunan. Sudut pandang pendidik kita kalau sudah berdasarkan pancasila. Maka nafasnya sudah pancasila.

Bagaimana menghindari hoax di era digital?

Gadget itu bukan menghadapi barang semata. Kita menghadapi banyak orang. Yang harus selalu diingat adalah apapun yang kita lakukan di medsos semua orang tahu. Para mahasiswa harus sadar kalau kalian bisa bikin perubahan. Dengan tidak sebar berita hoax sudah menjadi agen perubahan.

 

REZA RAHARDIAN
Pendapat Anda tentang nilai Pancasila di era sekarang?

Pancasila yang membuat erat bangsa. Membuat kita saling menghargai. Pancasila adalah alat perekat.

Bagaimana Anda menerapkan Pancasila?

Di luar sebagai aktor saya tetap warga negara Indonesia. Saya ikut dalam program sekolah aman, yang punya misi perbaiki sekolah-sekolah yang rusak. Ini menerapkan sila ke 3 keadilan sosial.

Saya  tetap berusaha memberikan kontribusi kecil untuk negara. Saya juga ikut kampanye untuk anak-anak autis yg selama ini termarginalkan. (*)


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya