Djarum Foundation Tuntaskan Penanaman Trembesi 261 KM Joglosemar

Posted : 10 May 2018

AMBARAWA – Djarum Foundation menuntaskan penanaman pohon Trembesi di seluruh jalur Yogyakarta, Solo, dan Semarang, sepanjang 261 KM dalam program “Djarum Trees for Life (DTFL) – Menanam Trembesi 261 KM Joglosemar”. Dimulai pada pertengahan tahun 2016 dengan titik pertama di Areal Candi Prambanan, Yogyakarta, kini program Menanam Trembesi 261 KM Joglosemar telah tiba di titik terakhirnya di Kecamatan Ambarawa, Semarang. Seremoni digelar meriah di Lapangan Jenderal Sudirman, Ambarawa, Jawa Tengah, pada Rabu 9 Mei 2018.

Djarum Trees For Life – Menanam Trembesi 261 KM Joglosemar digagas Djarum Foundation dalam upaya menghijaukan kondisi jalur jalan di Jawa Tengah, yang meliputi Semarang – Bawen – Lingkar Ambarawa – Magelang – Lingkar Yogyakarta – Solo – Boyolali – hingga Salatiga. Di titik terakhir program ini, telah berhasil tertanam sebanyak 10.576 Pohon Trembesi di seluruh jalur Joglosemar. Melebihi target awal yang dicanangkan yaitu sebanyak 10 ribu Pohon Trembesi.

Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan program Penamanan Trembesi 261 KM Joglosemar merupakan inisiasi dari Djarum Foundation yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan dan kualitas udara untuk masa depan yang lebih baik. “Program ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian, tanggung jawab, serta komitmen Djarum Foundation terhadap lingkungan guna mengurangi efek pemanasan global dan menciptakan lingkungan yang bersahabat bagi Indonesia di masa depan. ujar FX Supanji, usai seremoni di Lapangan Jenderal Sudirman, Ambarawa, Jawa Tengah, Rabu (9/5).

Seremoni penanaman ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh pemerintah setempat, yakni Wakil Bupati Kabupaten Semarang Ngesti Nugraha, SH dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali – Juana Ir. H. Ruhban Ruzziyatno. Hadir juga grup band RAN yang didapuk sebagai Duta Penghijauan Bakti Lingkungan Djarum Foundation. RAN yang terdiri dari Rayi, Aska, dan Nino ini ikut serta menanam pepohonan di area Danau Rawa Pening, Ambarawa.

Tidak hanya melakukan penanaman, program Djarum Trees For Life juga berkomitmen melakukan perawatan secara menyeluruh selama tiga tahun untuk semua pohon yang ditanam. Perawatan ini meliputi, penyiraman, pemupukan, pemangkasan, hingga penggantian bila ada pohon yang rusak atau mati. “Kami sadar bahwa untuk mewujudkan lingkungan yang hijau, dibutuhkan upaya bersama-sama dari seluruh elemen masyarakat,” ujar FX Supandji.

Oleh karena itu, dalam seremoni, hadir juga para perangkat desa yang berasal dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang yang diharapkan dapat menggerakkan seluruh warga masyarakat untuk ikut serta melakukan penghijauan secara mandiri di lingkungannya masing-masing. Djarum Foundation memberikan bantuan 1.900 bibit pohon kepada perwakilan dari 19 kecamatan tersebut, yang terdiri dari 950 bibit pohon Trembesi, 475 bibit pohon Durian, dan 475 bibit pohon Alpukat. Bantuan berupa alat tanam juga diberikan sebanyak 190 buah cangkul dan sekop.  

Bupati Semarang Dr. H. Mundjirin ES, SpOG menyambut baik gerakan penghijauan yang digagas Djarum Foundation. Menurutnya, penghijauan tidak hanya memberi dampak positif terhadap lingkungan yang lebih sehat, namun juga diharapkan punya peran dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Manfaat yang diharapkan tidak hanya untuk kita saja, namun juga menjadi warisan untuk generasi selanjutnya, anak cucu kita di masa mendatang. Maka dibutuhkan peran serta dari kita semua untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup,” tutur Mundjirin.

 

Penghijauan di Danau Rawa Pening

Selain penghijauan di jalur tepi infrastruktur jalan, Djarum Trees For Life turut memberikan perhatian terhadap upaya pelestarian ekosistem alam yang berada di wilayah program tersebut. Di Ambarawa, upaya pelestarian ini dilakukan di sekitar Danau Rawa Pening yang merupakan salah satu danau alam dengan luas mencapai 2.670 hektare.

Upaya pelestarian ini menjadi penting mengingat Danau Rawa Pening merupakan satu dari 15 danau yang masuk ke dalam prioritas pemulihan kerusakan danau di Indonesia berdasarkan Kesepakatan Bali Tahun 2009 tentang Pengelolaan Danau Berkelanjutan. “Kondisi Danau Rawa Pening berada pada tingkat kerusakan dan pencemaran yang sangat tinggi misalnya tingkat sedimentasi penurunan kualitas air, kerusakan daerah tangkapan air, hingga banjir. Langkah perbaikan lingkungan ini merupakan sebuah upaya bersama untuk memperbaiki kondisi danau menjadi lebih baik,” tutur Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali – Juana Ir. H. Ruhban Ruzziyatno, MT.

Untuk pelestarian di area Danau Rawa Pening tersebut, Djarum Foundation berkoordinasi dengan komunitas pegiat lingkungan dan pemerintah setempat mengenai bentuk penghijauan yang sesuai dengan ekosistem alamiah danau tersebut. Salah satu hal yang mendesak adalah perlunya mengembalikan dan meningkatkan tanaman konservasi air yang mampu menyimpan dan mendekatkan air ke permukaan tanah.

Djarum Foundation memberikan bantuan berupa 1.000 pohon Trembesi dan 1.000 pohon Gayam untuk ditanam di areal Danau Rawa Pening. Penanaman ini akan dilakukan secara bertahap oleh 35 komunitas pegiat lingkungan di Rawa Pening. Pohon Gayam atau Inocarpus Fagifer, yang termasuk dalam famili Fabaceae, merupakan jenis tanaman konservasi air. Tidak hanya mampu menyuburkan tanah, dengan budidaya vegetasi pohon Gayam diharapkan mampu menjaga ketersediaan dan keberadaan air dalam jangka panjang.  

Sementara itu, grup band RAN merasa perlu terlibat dalam gerakan penghijauan yang lebih strategis dan berdampak lebih besar seperti yang digagas oleh Djarum Trees For Life. Nino mengatakan perlu kesadaran dalam tingkat yang lebih nyata lagi untuk memperbaiki kondisi lingkungan hidup. “Mungkin tadinya kita berpikir cukup dengan tindakan kecil seperti hemat listrik, tidak buang sampah sembarangan, dan lain-lain. Namun lingkungan hidup kita perlu lebih dari itu. Makanya kita mau mengajak masyarakat terutama generasi muda, untuk mulai dengan tindakan yang lebih nyata dengan menanam pohon,” terang Nino.

Perlu diketahui, Trembesi yang dijuluki Ki Hujan atau Rain Tree ini adalah pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun tak lebih dari ukuran koin Rp. 100, namun paling unggul dalam menyerap gas CO2 dan juga bisa menurunkan suhu udara hingga 4 derajat celcius.

Karena hal tersebut, program Djarum Trees For Life yang digagas Djarum Foundation sejak tahun 2010 giat melakukan penanaman Trembesi di berbagai tempat di Indonesia dengan cakupan wilayah penanaman lebih dari 2.150 kilometer. Dengan cakupan sebesar itu, Trembesi yang telah ditanam diharapkan mampu memberikan dampak dengan menyerap lebih dari 2,7 juta ton CO2 setiap tahunnya.

Trembesi yang ditanam pada program ini dibudidayakan di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang didirikan dan dikelola oleh Djarum Foundation sejak tahun 1979. Berpusat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, beragam tanaman langka dari berbagai daerah dibudidayakan di sini. Tidak hanya itu, pusat pembibitan ini juga melakukan pembibitan untuk tanaman konservasi baik buah maupun non buah seperti Trembesi, Kenari, Mahoni, Asem, dan Randualas.

Kurang lebih 100.000 bibit diproduksi oleh PT Djarum Foundation setiap tahunnya. Djarum Trees For Life tidak akan berhenti menjaga komitmen ini, demi terwujudnya negeri nyaman dan lestari serta kualitas hidup yang lebih baik, untuk kita dan anak cucu nanti.(*)


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya