Tuangkan Gagasan Masa Depan Indonesia Dalam Writing Competition

Posted : 04 Aug 2018

Sabtu, 03 Agustus 2018

Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang potensial. Kepercayaan diri atas sumber tersebut terhadap masa depan Indonesia inilah yang hendak dibangun melalui Writing Competition Beswan Djarum 2017/2018.

Kompetisi ini salah satu wadah pengaplikasian soft skills yang telah diterima oleh Beswan Djarum yaitu Character Bulding dan Leadership Development. Melalui pengumpulan abstrak dan esai, peserta bisa menuangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam mengasah kepekaan dan merespon berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat berdasarkan keilmuan yang sedang ditekuninya.

Kompetisi tahunan ini dibagi menjadi dua tingkat yaitu regional dan nasional. Bertempat di hotel Luxton Dago, sepuluh peserta terpilih regional Bandung berkumpul untuk mengikuti sesi presentasi, Selasa (24/7).

TERBAGI DUA KATEGORI

 

Untuk bisa menaungi beragam disiplin ilmu, Writing Competition Beswan Djarum 2017/2018 dibagi menjadi dua kategori yakni Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Pada Final Regional Writing Competition Bandung, telah dilakukan proses penjurian terhadap sepuluh finalis yang dianggap memiliki karya tulis terbaik. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Pasundan, Universitas Jenderal Ahmad Yani, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Widyatama, Universitas Swadaya Gunung Jati, Universitas Kristen Maranatha dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

SELALU ADA YANG BARU

 

Budhiana Kartawiiaya (Kepala Pusat Data dan Riset Harian Umum Pikiran Rakyat), Harimukti Wandebori (Dosen SBM ITB), dan Gandjar Suwargani (Praktisi Bisnis, pemilik OZ Radio) dipilih untuk menjadi juri. Ini merupakan tahun ketiga para dewan juri terlibat dalam Writing Competition.

“Selalu ada yang mengagetkan tiap tahun. Banyak tema-tema out of the box. Hal ini yang membuat kami optimis terhadap generasi muda,” kata Gandjar Suwargani.

Kemudian Harimukti melanjutkan, "sebagai contoh ada ide tulisan untuk menyembuhkan diabetes melitus dengan alga, atau ada rumah 3D printing yang bisa cepat dibangun," katanya.

BERANGKAT DARI PENGALAMAN PRIBADI

 

Salah satu peserta dari kategori IPTEK, Yuni Kulsum dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, mengusung judul 'Haematococcus Pluvialis: Mikroalga Anti-Katarak'. Ide mahasiswa Biologi ini berangkat dari sang orang tua yang menderita katarak. “Antioksidan dari bahan alami dapat mencegah terjadinya katarak. Mikroalga Haematococcus Pluvialis memiliki kandungan yang potensial mencegah katarak sejak dini serta dapat dipakai sebagai pengobatan,” jelas Yuni.

Tak hanya Yuni, Hena Rifa Fauziyah dari Universitas Swadaya Gunung Jati juga menulis karya esai yang terinsprasi dari kesulitan orang tuanya mengaplikasikan gawai. “Oleh sebab itu karya saya beri judul ‘Bantu Orangtua Tolak Ketinggalan Zaman',” kisah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.

MENJADI PERWAKILAN BANDUNG

 

Setelah sepuluh finalis regional Bandung, tim juripun memilih empat pemenang yang akan melaju ke tahap final nasional di Jakarta pada September mendatang. Dua finalis yang terpilih dari dari kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial adalah Ade Nur’Adliyah dari Universitas Swadaya Gunung Jati dengan esai berjudul “Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Kebersihan Lingkungan Melalui Perlombaan” dan Hena Rifa Fauziyah dari Universitas Swadaya Gunung Djati dengan esainya bertajuk “Bantu Orangtua Tolak Ketinggalan Zaman”.

Sedangkan dua terbaik kategori IPTEK adalah Yuni Kulsum dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dengan tema karya tulis “Haematococcus Pluvialis : Mikroalga Anti-Katarak” dan Muhammad Arief Sasmita dari Institut Teknologi Bandung dengan esai berjudul “Pemanfaatan Logam Berharga pada Sampah Elektronik dengan Jalur Biohidrometalurgi”.

PERSIAPAN MENUJU TINGKAT NASIONAL

 

Masih tidak menyangka bisa terpilih menjadi pemenang, Ade Nur’Adliyah merasa tak boleh terlena dan terus memperbaiki diri. "Target saya tentu ingin menjadi pemenang di Final Nasional. Saya akan tetap berdiskusi dengan dewan juri untuk memperbaiki presentasi esai sehingga menjadi lebih baik. Selebihnya saya serahkan kepada Allah SWT," ucap Ade.

Selain Bandung, terdapat tiga regional lagi yang akan menggelar Writing Competition sebelum ke tingkat nasional. Regional tersebut ialah Semarang, Jakarta, dan Surabaya.

 

 


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya