16 Beswan Djarum Adu Gagasan Inovatif & Kreatif

Posted : 06 Sep 2018

JAKARTA, 4 September 2018 – Generasi muda terutama mahasiswa sebagai tonggak kelanjutan bangsa bukan hanya harus pintar secara akademik semata, namun juga harus mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu yang dimiliki guna melahirkan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar masyarakat. Untuk itu, perlu dibentuk sikap kritis dan kemampuan menuangkan gagasan yang inovatif sehingga kelak para mahasiswa dapat menjadi penggerak bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.

Berangkat dari kesadaran tersebut, Djarum Foundation kembali menyelenggarakan Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2018. Kompetisi ini terbuka bagi 500 Beswan Djarum (sebutan bagi mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus) 2017/2018 yang tersebar di 90 perguruan tinggi ternama di seluruh penjuru Indonesia.

Writing Competition Beswan Djarum merupakan salah satu program Djarum Beasiswa Plus yang memfasilitasi penerima beasiswa kami untuk berpikir kritis terhadap berbagai permasalahan bangsa dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Serta mempresentasikan hasil olah-otak tersebut dalam sebuah presentasi,” ujar Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari, di sela Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018 di Jakarta, Selasa (4/9).

Lebih lanjut, Laksmi menuturkan bahwa Writing Competition merupakan program soft skills (keterampilan lunak) lanjutan dari dua soft skills utama yang telah diberikan kepada Beswan Djarum 2017/2018 yakni Character Building serta Leadership Development. Mereka telah mendapat pembekalan karakter serta kepemimpinan menjadi sosok pemimpin yang visioner, komunikatif serta membawa pengikutnya menuju perubahan yang lebih baik.

Sebelum melaju ke tahap Final Nasional ini, para peserta Writing Competition terlebih dahulu menjalani kompetisi di fase regional yang dibagi dalam empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta dua mahasiswa lainnya yang mewakili kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dari empat wilayah tersebut, terpilih 16 Beswan Djarum yang berlaga di tahap Final Nasional yaitu: Muhammad Arief Sasmita (Institut Teknologi Bandung), Yuni Kulsum (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Maria Wahyu Daniar (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Celine Christina Handoko (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Anthony Johan (Universitas Diponegoro), Lia Maduma (Universitas Diponegoro), Jowala Parmala Saga (Institut Pertanian Bogor), Maria Roswita  (Universitas Tanjungpura), Ade Nur'adliyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Hena Rifa Fauziyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Dwi Sari Pupaningtyas (Universitas Brawijaya), Aulia Rizki Nuraina (Universitas Airlangga), Jovita Nathania (Universitas Kristen Satya Wacana), Verana Kartika Sari (Universitas Diponegoro), Farhanah Tamimiyah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), serta Adhit Prayoga (Universitas Riau).

Guna menemukan gagasan dan ide-ide terbaik dari para peserta Writing Competition, Djarum Foundation senantiasa mendapuk pakar akademisi, praktisi komunikasi hingga pelaku bisnis untuk menjadi dewan juri. Tahun ini, format Dewan Juri Nasional berisikan nama-nama yang tak asing lagi seperti Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si (dosen/peneliti), Bayu Sutiyono (praktisi komunikasi dan media), serta Margareta Astaman (penulis dan pengusaha).

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si sebagai Ketua Dewan Juri dalam kompetisi ini menuturkan, Writing Competition yang digagas Djarum Foundation merupakan upaya nyata dalam memajukan dunia literasi di Indonesia. Terlebih lagi, hal ini berguna sebagai dorongan bagi mahasiswa yang kelak ingin menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah.

Apa yang dilakukan Djarum Foundation dalam Writing Competition ini harus terus dijalankan karena ini membuat mahasiswa lebih terlatih dalam membuat karya tulis dan pada akhirnya bisa member sumbangan berharga terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat,” ungkap Eka.

Sementara itu, Bayu Sutiyono memberi apresiasi terhadap Beswan Djarum yang sudah berani menuangkan ide dan gagasan mereka demi kemajuan bangsa. “Menurut saya esai dan presentasi mereka sudah merupakan gagasan-gagasan dan ide yang menarik mengingat mereka merupakan generasi zaman now yang pada umumnya cukup jauh dari literasi. Saya sangat mengapresiasi itu,” tutur Bayu Sutiyono mengenai pendapatnya tentang karya tulis para Beswan.

Hal serupa disampaikan Margareta Astaman. Menurutnya para peserta mampu menangkap dengan detail isu atau problem-problem sederhana di sekitarnya untuk kemudian dibedah menjadi sebuah ide dalam penulisan. “Jadi memang bukan suatu persoalan yang rumit dan mengawang-awang. Mereka mengangkat persoalan-persoalan itu dari pengalaman mereka sebagai mahasiswa, sebagai masyarakat biasa, namun mereka punya cara yang unik sebagai solusinya,” papar penulis yang biasa disapa Margie ini.

Di hadapan para dewan juri, setiap peserta diberikan waktu selama 20 menit untuk mempresentasikan ide atau gagasan mereka. Setelah itu, dewan juri diberikan waktu 20 menit untuk melakukan sesi tanya jawab kepada peserta. Tak sampai di sana, sesi tanya jawab selama 20 menit juga diberikan kepada peserta lain yang ingin menggali lebih dalam tentang gagasan atau ide yang dipresentasikan.

Hingga akhirnya, terpilihnya para pemenang yang mewakili dua kategori baik Kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu:

  • Kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial:

-          Juara I : Verana Kartika Sari (Jurusan Teknik Industri Universitas Diponegoro). Judul karya tulis: Wujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020 dengan Strategi Reverse Logistic.

-          Juara II     : Aulia Rizki Nurania (Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga). Judul karya tulis: Penyediaan Audio-book bagi Tunanetra untuk Meningkatkan Literasi Kota Surabaya.

-          Juara III    : Farhanah Tamimiyah (Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). Judul karya tulis: Biblioterapi Didaktik: Sebagai Inovasi Terapi Mental Dasar bagi Penderita Kanker.

  • Kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

-          Juara I       : Jowala Parmala Saga (Jurusan Manajemen Institut Pertanian Bogor). Judul karya tulis: “Vertixplan” Aplikasi Solusi Pertanian untuk Kids Zaman Now.

-          Juara II     : Anthony Johan (Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro). Judul karya tulis: Pemanfaatan Zeolit Alam Teraktivasi Desa Rebug Kemiri Purworejo dan Desa Ngendut Slahung Pnotorogo untuk Absopsi Zat Warna Naftol yang Banyak Digunakan dalam Industri Batik.

-          Juara III    : Maria Roswita (Jurusan Farmasi Universitas Tanjungpura). Judul karya tulis: KOMBUKUSANG (KOMBUCHA KULIT PISANG) Kepok Minuma Sehat Kaya Manfaat.

Para pemenang dari masing-masing kategori mendapat apresiasi sebesar Rp 20 juta bagi juara pertama, Rp 15 juta untuk juara kedua dan Rp 10 juta bagi juara ketiga.

Verana Kartika Sari yang menjadi Juara I dalam kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial menuturkan perasaannya saat berhasil memenangi Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum tahun ini. Bagi Verana, segala perjuangannya terbayarkan setelah gagasan inovatifnya mendapat apresiasi yang tinggi dari dewan juri.

“Rasanya campuk aduk ya. Apalagi memang ini sebuah ide yang terpendam sejak lama. Saya berharap suatu saat harapan tentang Indonesia bebas sampah ini bisa benar-benar terwujud,” ucap Verana optimistis.

Hal senada juga diutarakan oleh Jowala, Juara I kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Jowala mengangkat tema tentang pertanian berbasis aplikasi. “Bangga rasanya bisa memenangi kompetisi di mana semua pesertanya mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Saya sendiri memilih tema pertanian karena kita sama-sama tahu kalau Indonesia merupakan negeri agraris yang terkenal dengan pertaniannya,” tandas Jowala.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya