BLDF Kolaborasi Hijau untuk Wujudkan Masa Depan Berkelanjutan

Posted : 05 Jun 2024

Semarang (05/06) – Rayakan Hari Lingkungan Hidup, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menggelar kegiatan bertajuk "Literasi Digital Hijau Menuju Masa Depan Berkelanjutan" di Gedung Prof. Soedarto, Semarang. Menghadirkan rektor Universitas Diponegoro Suharnomo, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Haryo Damardono, dan perwakilan generasi muda peduli lingkungan Jerhemy Owen, diskusi ini bertujuan memantik semangat 700-an peserta mahasiswa dalam mewujudkan masa depan berkelanjutan, melalui partisipasi dan kolaborasi digital.   

Generasi muda khususnya gen Z (kelahiran 1996–2010) saat ini mendominasi jumlah pengguna internet di Indonesia. Sebagai digital native, gen Z memiliki modal literasi digital yang dapat dimanfaatkan untuk membuat perubahan pada isu-isu fundamental. Termasuk, tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan yang membutuhkan kolaborasi penanganan antara pemerintah, swasta, dan elemen masyarakat lainnya. 

"Melalui acara ini, BLDF ingin mengedukasi generasi muda lewat pembuatan konten digital berbasis informasi berkualitas. Di tengah padatnya arus informasi dan mudahnya distorsi pesan dalam komunikasi saat ini, perlu upaya lebih untuk meningkatkan pemahaman khalayak akan berbagai isu termasuk isu lingkungan. Salah satunya mendapatkan akses informasi dari media massa yang yang mumpuni," kata Director Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara.

Dalam kesempatan ini, BLDF juga membagikan 1.000 akses Kompas Digital Premium bagi sivitas akademika Universitas Diponegoro. Mutiara menambahkan, melalui langkah ini, diharapkan generasi muda semakin melek terkait isu lingkungan dan tergerak berpartisipasi serta melakukan kolaborasi digital untuk menginisiasi perubahan positif ke alam. Upaya ini telah diinisiasi BLDF sejak 2018 melalui gerakan berbasis media sosial Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling). Bersinergi dengan perwakilan generasi muda peduli lingkungan, Siap Darling menginisiasi konten-konten positif terkait lingkungan dan aksi nyata pelestarian. 

Rektor Universitas Diponegoro Suharnomo dalam sambutannya mengapresiasi dukungan BLDF tersebut. "Selama tiga tahun terakhir (2020–2022), indeks literasi digital Indonesia terus meningkat hingga 3,54, sehingga tergolong tinggi. Namun capaian ini tidak lepas dari beragam tantangan seperti maraknya misinformasi dan disinformasi di platform digital, termasuk yang berkaitan dengan isu lingkungan. Maka itu, ketersediaan akses bagi informasi yang akurat dan terverifikasi menjadi salah satu upaya untuk membentengi mahasiswa di tengah banjir informasi."

Sementara Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Haryo Damardono menjelaskan, pergeseran cara konsumsi informasi saat ini turut mendorong transformasi media untuk mengakomodasi kebutuhan literasi pembaca dengan rentang usia yang semakin muda. "Bagi generasi muda, portal media daring dan buku elektronik (e-book) masih masih menjadi salah dua sumber informasi utama. Maka itu, menghadirkan bacaan yang informatif, relevan, menarik secara visual, dan mudah diakses dari berbagai perangkat digital menjadi keharusan untuk membumikan isu keberlanjutan, sehingga mudah dicerna oleh pembaca muda" kata Haryo.  

Jerhemy Owen, kreator konten dan perwakilan anak muda juga mengakui bahwa ketersediaan informasi digital menjadi salah satu faktor penarik kepedulian pada isu lingkungan.  "Saat ini rata-rata teman sesama gen Z menghabiskan 1–6 jam untuk beraktivitas di media sosial. Platform ini akhirnya jadi medium utama kami untuk menyampaikan informasi dan menginspirasi. Hal ini yang saya optimalkan dalam meningkatkan kesadaran tentang lingkungan, menarik perhatian media agar pesan teramplifikasi lebih luas, dan  dapat membuka ruang partisipasi serta kolaborasi digital bersama para pemangku kepentingan," kata Jerhemy. 

Pun demikian, Jerhemy menambahkan, penyampaian pesan di media sosial ini perlu dilakukan secara bertanggung jawab, dengan informasi yang teruji validitasnya. Ia berharap, melalui acara bincang-bincang ini, pesan tersebut dapat lebih dipahami oleh generasi muda lainnya.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya