Atlet muda PB Djarum raih gelar juara BWF World Junior Championships 2012 Edi/Melati Terima Bonus Rp 90 Juta

Posted : 13 Dec 2012

Kudus, 13 November 2012
Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum membuktikan konsistensi dalam melakukan pembinaan di Tanah Air. Klub yang lahir di tahun1969 di Kudus, Jawa Tengah ini bak mata air yang terus mengalir, tiada henti terus menerus melahirkan juara-juara dunia. Yang terkini, klub ini mencetak juara dunia junior lewat sabetan raket pasangan Edi Subaktiar/Melati Daeva Oktavianti.

Edi/Melati menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang meraih sukses besar pada Kejuaraan Dunia Junior yang berlangsung di Chiba Port Arena, Chiba, Jepang, 30 Oktober-3 November 2012. Pada partai final yang berlangsung Sabtu (3/11), pasangan binaan PB Djarum itu bermain menawan untuk mengatasi rekannya, Alfian Eko Prasetya/Shella Devi Aulia dalam partai final sesama pemain Indonesia, 21-17 21-13.

Seperti sudah menjadi komitmen sejak awal berdiri, PB Djarum begitu konsisten memberikan penghargaan kepada pemainnya yang berhasil meraih gelar juara pada ajang tertentu, seperti Piala Thomas, Piala Uber, Piala Sudirman, All England, Olimpiade, Kejuaraan Dunia, serta Kejuaraan Asia. Penghargaan diberikan kepada pemain yang mampu mengukir prestasi tersebut, tidak memandang kategori dewasa atau taruna.

Edi/Melati dengan pialanya“Klub Djarum sejak dulu hingga sekarang selalu konsisten dalam melakukan pembinaan demi mencetak juara-juara dunia baru. Klub Djarum juga akan terus memegang dan menjaga komitmen untuk memberikan penghargaan kepada para pemain yang berhasil mencetak prestasi membanggakan. Pemberian penghargaan ini merupakan bukti nyata akan perhatian dan komitmen PB Djarum untuk kemajuan bulutangkis Indonesia,” sebut Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation dalam acara pemberian penghargaan kepada pasangan Edi/Melati sebagai Juara Dunia Junior 2012 di GOR PB Djarum, Jati, Kudus, Selasa (13/11).

Komitmen dan perhatian itu diwujudkan klub bulutangkis ini dengan memberikan penghargaan berupa bonus total senilai Rp 90 juta kepada kedua pemain binaan. Penghargaan tersebut terdiri berupa deposito BCA sebesar Rp 60 juta, voucher belanja blibli.com Rp 20 juta, dan dua unit televisi LCD Polytron”.

Ditambahkan Yoppy, bentuk perhatian tersebut merupakan wujud kepedulian PB Djarum terhadap para pemain. Atlet Djarum yang berprestasi patut diberikan apresiasi spesial. “Ini bentuk apresiasi kami kepada para atlet berprestasi. Kami berharap penghargaan ini akan memacu para pemain untuk lebih termotivasi dalam mengejar prestasi setinggi mungkin dan menjadi rangsangan bagi mereka untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik,” tegasnya.

Keberhasilan Edi/Melati ini juga berarti mampu mempertahankan tradisi perbulutangkisan Djarum dan Indonesia di kancah Kejuaraan Dunia Junior. Tahun lalu, pemain Djarum, Gloria Emmanuelle Widjaya yang berduet dengan Alfian Eko Prasetya, juga mampu menjadi kampiun Juara Dunia Junior 2011 di Tao Yuan City, Cina Taipei.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian penghargaan dari PB Djarum ini. Sebagai pemain, saya sebenarnya hanya konsentrasi penuh untuk bertanding sebaik mungkin demi mengukir prestasi besar, tanpa memikirkan soal bonus atau penghargaan lainnya. Meskipun begitu, pemberian penghargaan ini tentu makin memotivasi saya untuk terus mengukir prestasi setinggi mungkin di masa mendatang,” tutur Edi.

Suara senada meluncur dari Melati. Menurutnya, PB Djarum selama ini sudah begitu banyak memberikan fasilitas terbaik bagi para pemainnya. Karena itu, dirinya juga tinggal berkonsentrasi penuh dengan berlatih dan bertanding untuk meraih prestasi setinggi mungkin. “Fasilitas dan sistem kepelatihan di PB Djarum sudah sangat optimal. Makanya, saya merasa malu kalau tidak bisa membalas segala kebaikan tersebut dengan prestasi seoptimal mungkin,” tegas Melati.


Edi/Melati dan Atlet PB Djarum


Menurut Yoppy, demi tujuan yang lebih besar, sekaligus menularkan virus positif untuk berlomba-lomba meraih prestasi setinggi langit bagi para pemain tunggal yang berlatih intensif di GOR PB Djarum, Jati, Kudus, acara pemberian penghargaan kepada sang juara kali ini tidak dilakukan di Jakarta seperti selama ini terjadi. Untuk kali pertama, penyerahan penghargaan kepada pemain berprestasi dilakukan di GOR PB Djarum, Jati, Kudus.

“Kami ingin menularkan virus positif dan sekaligus semangat kompetisi kepada para pemain yang ada di Kudus. Dengan digelar di Kudus, saya berharap para pemain yang berlatih di sini juga tergerak motivasinya untuk bangkit dan tidak mau kalah dalam urusan mencetak prestasi seperti kawan-kawannya sektor ganda yang selama ini berlatih di GOR PB Djarum, Petamburan, Jakarta,” sebut Yoppy.

Sementara menurut pelatih ganda, Sigit Budiarto, sukses yang dipetik Edi/Melati di Chiba lalu bukan semata-mata karya mereka sendiri. Sukses tersebut merupakan buah kerja kolektif antara pengurus, pembina, pelatih, pemain, dan para pemangku kepentingan pembinaan bulutangkis di PB Djarum. “Kerja sama yang demikian apik dan kondusif seperti ini harus terus dipertahankan. Dengan kondisi seperti ini mampu dijaga, saya yakin akan lahir pemain-pemain muda bertalenta tinggi yang kelak bisa mengharumkan nama Indoensia di ajang internasional,” kata Sigit, juara ganda putra All England 2003 bersama Candra Wijaya itu.

Menurut tim manajer PB Djarum Fung Permadi, sukses yang dipetik Edi/Melati ini hanya sebuah awal dari perjalanan panjang untuk menjadi pemain kelas dunia. Karena itu, kedua pemain tidak boleh merasa puas sampai di sini saja. Keduanya pemain binaan itu harus terus berlatih, leih bersemangat untuk menambah segala kekurangan untuk bekal tampil di kelompok senior.

“Edi/Melati harus lebih bersemangat saat berlatih. Keduanya juga harus berpikir untuk meningkatkan kemampuan. Jangan puas sampai di sini saja,” tegas Fung Permadi.

Ditambahkan oleh pelatih Melati di GOR PB Djarum, Petamburan, Jakarta, Antonius Budi Ariantho, melihat penampilan Melati memang bisa dikembangkan lagi. Potensi yang dimiliki Melati bisa dikembangkan dan ditingkatkan untuk menjadi pemain kelas dunia. “Saya yakin, potensi Edi dan Melati bias ditingkatkan. Entah mereka bermain di ganda atau di campuran. Melati juga bias main rangkap di ganda putri dan ganda campuran,” jelas Antonius, peraih medali perunggu Olimpiade Atlanta 1996 bersama Denny Kantono itu.


Edi/Melati saat menerima penghargaan


Menurut orangtua pemain yang diwakili oleh Daud Suhendar, ayah dari Melati, penghargaan yang diberikan oleh PB Djarum ini sangat positif untuk meningkatkan motivasi dan semangat pemain. Penghargaan itu makin memacu putrinya untuk terus meningkatkan performa. ”Saya membina Melati sejak usia 4 tahun. Umur 6 tahun dia saya masukkan ke klub di Serang, tempat kelahirannya. Ternyata, Melati memang memiliki tekad dan semangat besar untuk menjadi pemain. Maka tidak salah kalau dia saya masukkan ke PB Djarum,” sebut Daud.

“Dengan prestasi yang diukir Melati saat ini dengan menjadi Juara Dunia Junior, pengorbanan saya dulu untuk menemaninya dengan naik kendaraan umum menuju tempat latihan di Serang kota sejauh 30 km dari rumah, kena hujan dan panas, ternyata ada hasilnya,” tambah Daud.

Bahkan, pada kesempatan kali ini rombongan tamu juga diajak, sekaligus semacam napak tilas ke brak Bitingan Lama, Kudus, yang merupakan lapangan bulutangkis pertama, cikal bakal berdirinya PB Djarum. Kala itu, setelah selesai dipakai karyawan Djarum bekerja, pada petang hari, brak tersebut kemudian disulap menjadi tempat latihan bulutangkis bersama. Dari sinilah lahir nama Liem Swie King, yang kelak akan menjadi pemain kelas dunia. (*)


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya