"Gundala Gawat" Melawan Korupsi dengan Cara Yang Jenaka

Posted : 16 May 2013

Semenjak meninggalnya penulis lakon Heru Kesawa Murti dua tahun lalu, Teater Gandrik tampil kembali mengangkat lakon “Gundala Gawat” karya Goenawan Mohamad, di  Concert Hall, Taman Budaya Yogya 16 dan 17 April, dan di Graha Bakti Budaya TIM Jakarta, 26 dan 27 April, pukul 20.00 WIB. Penampilan kelompok teater dari Yogya ini didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya, sebagai komitmennya untuk mendorong kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa, melalui seni pertunjukan.

Kehadiran GM, demikian panggilan karib Goenawan Mohamad, dalam kolaborasi kreatif ini terasa istimewa, karena GM yang biasa menulis esai dan puisi, baru kali ini menulis lakon drama bernuansa komedi. Apalagi lakon itu kemudian dimainkan Teater Gandrik yang selama ini dikenal dengan gaya ‘sampakan’ - menafsirkan cerita dalam semangat bermain-main dan penuh canda.

Djaduk Ferianto, selaku penata laku pertunjukan memaparkan, “Pertunjukan ini merupakan kolaborasi  perdana antara Teater Gandrik dengan penyair-esais yang juga dikenal sebagai jurnalis pendiri Majalah TEMPO itu. Cerita ini diinspirasi komik legendaris asli Indonesia tahun 1970-an “Gundala Putera Petir” karya Hasmi alias Harya Suraminata."

Alkisah, dunia diguncang dengan sambaran-sambaran petir yang terjadi secara tiba-tiba dan tak kenal waktu. Yang lebih mencekam adalah efek yang ditimbulkan setiap kali petir menggelegar, yaitu terjadi pula perampokan bank. Akhirnya tuduhan langsung ditujukan kepada Gundala (Susilo Nugroho), putra Pak Petir (Butet Kartaredjasa), karena dia adalah satu-satunya superhero yang mampu mengeluarkan petir. Maka masyarakat yang menjadi korban petir beramai-ramai mendatangi rumah Gundala minta tanggung jawab. Merasa difitnah, Gundala tak terima tuduhan tersebut, lalu terjadilah keributan.

Hasmi mengumpulkan para Superhero

Hasmi, pencipta tokoh Gundala gelisah mendengar bencana dan keributan yang terjadi. Akhirnya, Hasmi mengumpulkan para superhero yang ada. Mulai dari Aquarius si Manusia Air, Jin Kartubi, Sun Bo Kong, Pangeran Melar termasuk Gundala. Dalam pertemuan tersebut para Superhero lain menuduh Gundala berkhianat. Gundala yang merasa tidak bersalah membela diri. Selanjutnya Hasmi menciptakan tokoh Superhero baru yang diharapkan dapat memecahkan misteri tentang petir tersebut, tokoh itu diberi nama Agen X9.

Seperti biasanya, penampilan Gandrik selalu penuh tawa, apalagi dengan dukungan aktor-aktor kawakan Teater Gandrik seperti Susilo “den baguse” Nugroho, Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Jujuk Prabowo, dan beberapa aktor muda lainnya seperti Broto, Ucup, Atut, Feri, Nunung, Linda, serta pemain tamu dari Teater Garasi seperti Gunawan Maryanto dan Jamaluddin Latief. Pertunjukan yang musiknya digarap Djaduk Ferianto ini semakin menarik karena seniman Hasmi, pencipta tokoh komik Gundala, turut serta memainkan karakter dirinya. Jadi, antara fiksi dan realitas menyatu harmonis, segar, cerdas dan penuh kelakar.

Lakon Gundala Gawat terbilang sangat sukses. Ini terbukti tiket yang dijual panitia habis, baik saat pertunjukan di Yogyakarta maupun di Jakarta. Bahkan di Jakarta, penyelenggara sampai harus mengadakan ekstra show siang hari karena banyaknya antrian pembelian tiket pertunjukan. Suksesnya pertunjukan Gundala Gawat ini semakin membuktikan bahwa dunia seni pertunjukan Indonesia telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya