Kirab Juara Dunia digelar di tempat kelahiran Para Juara

Posted : 04 Sep 2013

Sambutan dan antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyambut keberhasilan Juara Dunia BWF World Championships 2013 di Guangzhou, China, terus bergulir. Para pahlawan Indonesia itu terus mengikuti acara Kirab Para Atlet Juara Dunia Bulutangkis 2013 di sejumlah kota di Tanah Air. Indonesia sukses besar dengan menyabet dua gelar juara dalam ajang bergengsi tersebut. Atlet besutan PB Djarum Tontowi Ahmad yang berpasangan dengan Liliyana Natsir sukses menjadi kampiun setelah menggulingkan jagoan tuan rumah China sekaligus unggulan pertama, Xu Chen/Ma Jin dengan skor 21-13, 16-21, 22-20. Keberhasilan tersebut dilengkapi Mohammad Ahsan yang merupakan atlet besutan PB Djarum berpasangan dengan Hendra Setiawan, setelah menyingkirkan ganda tangguh Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dalam dua game langsung, 21-13, 23-21.

Gelar Juara Dunia BWF World Championships 2013 pada nomor ganda campuran dan ganda putra. Ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi Indonesia, karena selain raihan yang sudah melampaui target, juga merupakan penantian gelar juara selama 6 tahun.  Setelah tahun 2007, baru di tahun 2013 ini Indonesia kembali berhasil meraih Gelar Juara Dunia BWF World Championships. Atas keberhasilan ini, para pahlawan bulutangkis tersebut pun mendapat apresiasi dari penggemarnya. Ketika mereka kembali ke Tanah Air, Senin (12/8), disambut luar biasa saat menginjakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Para pemain tersebut dielu-elukan para pecinta bulutangkis di Tanah Air. Begitu pula ketika para jawara dunia itu dikirab di Jakarta, Minggu (18/8). Sepanjang jalan protokol MH Thamrin, Jakarta, dari Sarinah, memutar Bundaran Hotel Indonesia dan kembali ke Sarinah, masyarakat ibukota begitu antusias untuk menyambut para pahlawannya. Tontowi, Liliyana, Ahsan, dan Hendra begitu dipuja dan disambut luar biasa.

Penyerahan Penghargaan oleh PB Djarum dan PB Jaya Raya di dampingi Pemda Pemalang

Kirab juara Dunia BWF World Championships 2013 terus berlanjut di kota kelahiran para atlet. Tanggal 26 Agustus lalu di Pemalang yang merupakan kota kelahiran Hendra Setiawan dan tanggal 27 Agustus di Purwokerto dan Banyumas yang merupakan kota kelahiran Tontowi Ahmad. Acara kirab ini diawali dengan berangkat bersama – sama para juara pelatih, pengurus Klub dan juga para media dari Jakarta menuju Pemalang. Setibanya para rombongan di Pemalang, para masyarakat Pemalang menyambut para juara dengan sambutan yang hangat.  Para juara dan rombongan diterima langsung oleh Bupati Pemalang, Bpk H Junaedi SE, MM di Pendopo Kabupaten Pemalang. Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kolaborasi dari 2 klub, yaitu PB Djarum dan PB Jaya Raya. PB Djarum memberikan penghargaan sebesar 400 juta kepada Mohammad Ahsan dan PB Jaya Raya memberikan penghargaan sebesar 400 juta  kepada Hendra Setiawan.

Interaksi Para Juara Dunia dengan Masyarakat Pemalang

Setelah itu, para Juara Dunia pun diarak keliling kota Pemalang dengan kendaraan jeep Wilis terbuka. Jalan protokol di Pemalang, menjadi macet dan penuh dengan manusia.  Sambutan masyarakat sangat antusia dan luar biasa, mereka sudah menunggu berjam-jam di rute yang akan dilalui kirab Juara Dunia yang diumumkan lewat radio dan media cetak. Dipinggir-pinggir jalan yang dilalui mereka melambaikan tangan,bersalaman, mengelu-elukan para juara serta ada yang berfoto mengabadikan moment tersebut. Bahkan tidak hanya itu saja, banyak penggemar bulutagkis yang ikut mengikuti dan mengejar para Juara Dunia hanya demi berfoto dan mendapatkan tanda tangan. Kirab ini menempuh jarak sekitar 15 km. Panas terik tidak menyurutkan masyarakat untuk menunggu dan menyambut para juara dunia ini. Iring-iringan kirab pun makin panjang setelah para pecinta bulutangkis yang mengendarai sepeda motor kemudian ikut bergabung. Meski sempat memacetkan Kota Pemalang, semuanya berjalan tertib dan lancar.

Ahsan merasa terharu dan tidak menyangka mendapat sambutan yang sangat meriah. 

"Luar biasa. Meriah sekali acaranya. Tidak menyangka bisa disambut meriah seperti ini. Senang rasa nya bisa membuat orang lain senang.  Terimakasih atas sambutannya. Terima kasih juga untuk PB Djarum atas apresiasinya dan Pengda Jateng juga masyarakat pemalang." Jelas Ahsan.

Pemberian Buku oleh Christian Hadinata kepada Wakil Bupati Banyumas

Dalam rangkaian Kirab Juara Dunia BWF World Championships 2013, di Purwokerto (26/8) malam juga digelar acara Peluncuran buku Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata: Psikobiografi Maestro Olahraga. Jika dilihat dari prestasinya Indonesia di nomor ganda, bisa dikatakan sebagai negara dengan kualitas pemain ganda terbaik di dunia. Salah satu tokoh atlet ganda yang dikenal adalah Christian Hadinata. Terbitnya buku Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata:Psikobiografi Maestro Olahraga oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), bekerja sama dengan Djarum Foundation merupakan salah satu usaha untuk terus melestarikan tradisi juara.  Berbeda dengan buku biografi umumnya, Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata mengupas aspek-aspek psikologis yang dimiliki Christian hingga menjadi pemain ganda terkemuka dunia. Christian adalah satu-satunya pemain bulutangkis Indonesia yang selama mengikuti Thomas Cup tidak pernah kalah, walaupun regunya kalah. Meskipun buku ini sebagai telaah psikologis Christian sebagai pemain bulutangkis, pembaca awam bisa mengambil manfaat, terutama para pendidik atau orangtua.

Pada tanggal (27/8) kirab Juara Dunia dilanjutkan di ke Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Kota Purwokerto dipilih untuk mengapresiasi keberhasilan Tontowi Ahmad, yang merupakan salah satu warga kelahiran Desa Selandaka, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Arak-arakan ini sekaligus momen bagi Tontowi untuk berbagi kegembiraan dengan warga setempat yang selalu mendukungnya. Owi, sapaan Tontowi, memulai arak-arakan dari Pendopo Pemda Purwokerto dan menempuh jarak kurang lebih sekitar 15 km.

Interaksi Warga Purwokerto dengan Para Juara Dunia

Di sepanjang jalan yang dilalui, Tontowi, Ahsan dan Hendra dielu-elukan masyarakat sekitar yang sudah siap menunggunya di sisi jalan. Suasana semakin meriah ketika rombongan melintasi sekolah-sekolah. Mulai dari siswa Taman Kanan-Kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), mereka tampak histeris melihat Tontowi, Ahsan dan Hendra, dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu untuk sekedar bersalaman. Rombongan akhirnya tiba kembali di Pendopo Pemda Purwokerto pada pukul 11.30 WIB. Sebelumnya arak-arakan, Tontowi mendapat pengharagaan dari PB Djarum sebesar Rp 400 juta. Selain itu, PB Djarum juga memberikan TV LED Polytron 42 inci, kepada para atlet, yaitu: Ahsan, Hendra, Tontowi, Liliyana serta pelatih Richard Mainaky dan Herry IP atas keberhasilannya menjadi kampium  Juara Dunia BWF World Championships 2013.

Tontowi merasa bangga dan terharu dengan acara kirab Ini. Dengan acara ini juga dia merasa tertantang untuk berprestasi lebih baik lagi.

"Senang sekali mendapat sambutan seperti ini. Rasanya terharu dan bangga. Apalagi ini bisa tambah membanggakan orangtua saya. Saudara-saudara saya juga banyak yang hadir, ikut dalam acara kirab hari ini” kata Tontowi

"Acara kirab ini tentu menuntut tanggung jawab saya yang jauh lebih besar sebagai pemain. Saya harus terus rendah hati dan tidak cepat puas. Acara ini juga memacu saya untuk terus berlatih lebih keras agar bisa memetik gelar demi gelar selanjutnya," tambah Tontowi.

Hanya dengan komitmen dan konsistensi dalam pembinaan, regenerasi bulutangkis terus terjaga. Semoga prestasi yang diraih para atlet kebanggaan bangsa di BWF World Championships 2013 tak berhenti disini. Namun terus berlanjut dan semakin banyak generasi bulutangkis berprestasi lahir mengibarkan kedigdayaan Indonesia di kancah dunia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya