"Jejak Asa Sang Dewi", cermin perjalanan seorang seniman

Posted : 05 Sep 2013

Swargaloka bekerjasama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation telah sukses mempersembahkan “Jejak Asa Sang Dewi”, pada hari jumat, 28 Juni 2013, di  Gedung Kesenian Jakarta. Karya ini merupakan representasi seni klasik, seni rakyat dengan sentuhan populis tentang perjuangan kesenimanan seorang seniman Indonesia bersuara emas dari desa menjadi penari di istana negara hingga keliling dunia. Kisah ini menjadi media ungkap dimana semua kegelisahan kreatif tertumpah dalam berjuang untuk hidup dan menghidupi seni tradisi.

Pertunjukan kali ini merupakan penampilan Swargaloka yang tidak saja menyajikan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka, namun lebih dari itu. Karya ini didukung oleh 150 seniman tari & music dari ISI Yogyakarta dan ISI Surakarta. Menampilkan Slamet Gundono, Mugiono Kasido & Aylawati dengan komposer maestro gamelan Dedek Wahyudi dan 5 (lima) orang koreografer muda yang kreatif ; Rury Afianti, Hendro Yulianto, Trian Heri Pitoyo, Yani Wulandari dan Bathara Saverigadi Dewandoro (penerima REKOR DUNIA Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai penata tari tradisional jawa termuda) dengan pimpinan artistik Tri Irianto, di sutradarai Irwan Riyadi dan penataan panggung yang eksentrik oleh Agus Linduaji.

“Jejak Asa Sang Dewi” merupakan kisah perjuangan sang seniman Dewi Sulastri, menggambarkan perjalanan karier seorang gadis desa dari tengah hutan belantara yang mempunyai cita-cita dan harapan agar bangsa Indonesia menghargai budayanya. Kehadiran kisah ini semoga dapat menjadi inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya dan meningkatkan rasa cinta pada budaya sendiri. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya