Tari Kontemporer "Wajah" Tahun 2014

Posted : 30 Oct 2013

Hartati adalah salah satu koreografer perempuan terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini, telah terlibat pada puluhan pementasan tari, baik sebagai penari maupun koreografer, di dalam maupun luar negeri. Lulusan jurusan Tari Institut Kesenian Jakarta ini telah menciptakan banyak karya koreografi mandiri, yang di antaranya telah tercatat sebagai karya terpenting dan aktif dalam 10 tahun terakhir dalam kancah tari kontemporer Indonesia. Karya-karyanya meliputi tema yang cukup luas, mulai dari persoalan budaya urban, refleksi dan kritik sosial, filosofi tubuh dalam masyarakat metropolis hingga masalah gender.

Hartati, Seorang koreografer yang aktif di Kelompok Gumarang Sakti, sudah tampil di berbagai belahan negara bersama Sardono W.Kusumo. Hartati memulai karirnya sebagai koreografer pada tahun 1988 untuk mewakili  almamaternya (IKJ) Institut Kesenian Jakarta Hartati juga pernah membawakan sebuah pertunjukkan tari di berbagai daerah dalam Indonesia Dance Festival seperti Tak Usai (1993), Cinta Kita (2008). Selain berkarya di tanah air Hartati juga mengikuti banyak festival di luar negeri antara lain mewakili pemerintah Indonesia di Forum ASEAN pada tahun 1992 dan tahun 1994.

Sejak 2001 Hartati mulai pentas sendiri (Sayap yang Patah). Tahun berikutnya karyanya terpilih tampil dalam pembukaan “Esplanade” (Theatre On The Bay), Singapore. Sebagai penerima Hibah Seni Kelola ia mementaskan Membaca Meja (2002) di Gedung Kesenian Jakarta.

Tari wajah yang di koreograferi oleh Hartati mengangkat cerita tentang kisah para kaum urban Minang dalam sebuah konteks budaya atau biasa disebut merantau, mereka bekerja di perantauan sebagai penggerak ekonomi menengah kebawah. Mereka yang hidup dengan konsep demokratisasi religius dan kerukunan untuk menaklukan belantara kota. Keluarga di jadikan sebagai pendorong utama. Tari wajah merupakan cermin kehidupan masyarakat urban di ibu kota.

Tari kontemporer berjudul “Wajah” yang didukung juga oleh Bakti Budaya Djarum Foundation sukses dipentaskan pada tanggal 29 Oktober 2013 di Taman Budaya Padang Panjang sebagai bagian dari kegiatan Padang Bagalanggang - Minangkabau Performing Arts International Festival.

Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya