Menjadi Pejuang Keberagaman

Posted : 25 Nov 2014

168 Conference Building dipenuhi 516 Beswan Djarum yang telah siap mengikuti Talkshow dan Wawasan Kebangsaan Nation Building . Dalam nuansa Sumpah Pemuda, Talkshow kali ini mengangkat tema "Menjadi Pejuang Keberagaman" dengan harapan dapat menjadi pengikat keutuhan bangsa. Selayaknya Indonesia sebagai negara Bhinneka Tunggal Ika, terhimpun dalam keberagaman suku, adat, budaya, dan agama.

Talkshow dipandu oleh praktisi jurnalis ternama, Rossiana Silalahi dengan menghadirkan tiga tokoh pejuang keberagaman dari berbagai ranah. Mereka adalah KH. Nuril Arifin selaku pendiri serta pengasuh pondok pesantren multi agama Soko Tunggal dan Romo Franz Magnis Suseno yang merupakan tokoh pendidikan sekaligus budayawan Indonesia kelahiran Jerman. Hadir pula sutradara sekaligus produser wanita Indonesia yang penuh talenta dan prestasi, Nia Dinata.

Keempatnya duduk berdampingan dan membahas makna mengapa keberagaman itu perlu dipelihara oleh para penerus bangsa. Seperti yang diungkapkan Romo Franz Magnis "Di hati manusia ada 2 sisi yang berdampingan. Kebencian dan juga kedamaian. Kita berada dimana?", kebencian kian sering dipertontonkan oleh tayangan yang merusak akal sehat masyarakat Indonesia. Menimbulkan sejuta provokasi dan perpecahan. Kita harus pandai dalam membedakan dan tak gampang terbawa emosi. Pahami dan coba mengerti.

Gus Nuril pun mengungkapkan pandangan tentang pentingnya hidup berdampingan dengan toleransi. Sebagai calon pemimpin di masa depan, Gus Nuril percaya bahwa Beswan Djarum dapat menjadi patriot yang siap menjaga keberagaman bangsa dan tegas dalam bersikap. Ketegasan dalam hidup inilah yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Membuat setiap orang tak sembarang menyalahartikan dalil-dalil agama untuk membuat perpecahan. "Apapun pilihan Presidenmu, apapun agamamu, apapun suku bangsanya, kamu saudaraku. Indonesia penuh damai!", seru Gus Nuril.

Begitu halnya dengan pandangan Nia Dinata sebagai masyarakat sipil yang hidup di bawah naungan Bhinneka Tunggal Ika bahwa semua orang berhak menjadi agen perubahan yang nantinya mampu berkontribusi untuk menjaga keberagaman. Ia memilih menjadi pejuang dengan karyanya, berkarya dengan tujuan. Baginya film merupakan salah satu media yang tepat untuk memberikan pandangan lebih jauh pada masyarakat tentang hal-hal yang tak pernah terjabarkan juga tentang membuka tabir bagaimana kaum minoritas berjuang dalam keterasingan dan pandangan sebelah mata.

Romo Franz Magnis menjabarkan pengalamannya hidup berdampingan di Indonesia dan menekankan bahwa intoleransi merupakan permasalahan yang serius di Indonesia. Mematahkan pluralisme sebagai corong keberagaman meski harapan akan kedamaian itu terus ia rasa. Masyarakat kini dibuat bingung oleh pertikaian yang membawa-bawa nama suku hingga agama, memunculkan curiga dan sengketa. "Masyarakat sebenarnya tak pernah miliki masalah dalam keberagaman. Yang bermasalah adalah pihak-pihak yang berkepentingan", jelas Romo Franz Magnis.

Nia Dinata pun berpesan pada Beswan Djarum untuk tak dengan gampang menghakimi orang lain hanya dari tampilannya saja tapi memahami lebih dalam apa hal yang membuat perbedaan itu ada. Semua orang memiliki hak untuk hidup dan bermasyarakat yang sama dengan kita. Ia juga berpesan pada generasi bangsa untuk tidak menelan mentah-mentah setiap informasi yang diterima di media.

Gus Nuril menitipkan harapannya pada generasi bangsa untuk menancapkan dalam hati keyakinannya sebagai mahluk Tuhan yang beradab. Tak terbawa pada hal-hal yang merusak persatuan, harus tetap hidup berdampingan. Ia pun memberikan cinderamata kepada salah satu Beswan Djarum dari Papua seraya meneriakkan "Kita adalah saudara!".

Mereka adalah contoh nyata para pejuang keberagaman di Indonesia. Terus menyerukan perdamaian di tengah isu perbedaan yang melanda. Dan alangkah indahnya ketika para tokoh bangsa dan masyarakat dapat berdampingan memegang kuat persatuan. Menolak dengan pasti akan provokasi yang memecah belah. "Memelihara keberagaman dan toleransi bukan hanya milik tokoh agama. Kita sebagai masyarakat sipil perlu terlibat di dalamnya. Karena Beswan Djarum adalah generasi harapan bangsa untuk menjadi pejuang dalam keberagaman", jelas Rossiana Silalahi menutup sesi talkshow ini.

Sebagai penutup, ditampilkan pula hiburan dari grup musik Project Pop. Menambah keseruan acara yang sarat makna ini.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya