Festival Salihara Tahun 2014 : Di Seni Senang

Posted : 25 Oct 2014

Festival Salihara tahun 2014 telah sukses diselenggarakan pada 13 September - 22 Oktober 2014 dengan mengusung tagline “Di Seni Senang”. Festival Salihara ke lima ini menampilkan 11 acara utama yang terdiri atas pertunjukan tari, musik dan teater karya seniman Indonesia, Belanda, Australia, Jerman, Austria, Prancis, Georgia dan Republik Cek. Di samping acara utama, hadir pula acara pendamping berupa pentas band, jenakata (stand-up comedy) dan sejumlah lokakarya seni. 

Konser musik oleh Animé String Orchestra (Bandung) dengan Haryo “Yose” Soejoto sebagai konduktor dan arranger membuka perhelatan seni pertunjukan dua tahunan ini. Sejumlah karya The Beatles, Jimi Hendrix dan Emerson, Lake & Palmer (ELP) diaransemen ulang dan dimainkan dengan instrumen gesek.

Resital organ pipa oleh Kateřina Chroboková (Republik Cek) tampil memperdengarkan komposisi dari era Barok gubahan Johann Sebastian Bach dan musik abad ke-20 karya Olivier Messiaen, selain membawakan karya yang Kateřina gubah sendiri. Pemusik lainnya yang juga membawakan karya klasik adalah TOEAC (Belanda). Duo akordeon ini membawakan karya M.P. Mussorgsky, Igor Stravinsky, Ástor Piazzolla, dan komposer lainnya. Sementara itu Circuit adalah nomor yang dibawakan oleh Speak Percussion (Australia). Dalam Circuit, mereka menampilkan empat karya perkusi kontemporer dari tiga komposer Australia dan seorang komposer Denmark. Kelompok musik lain yang tampil dan menjadi penutup Festival Salihara kali ini adalah penampilan yang unik dan berbeda dari Modern Ensemble (Jerman) yang membawakan musik karya Pierre Boulez, Nicolaus A. Huber, Helmut Lachenmann dan komposer lainnya.

Dari panggung tari, tampil Ziya Azazi (Austria) yang lewat karyanya Dervish mengeksplorasi gerak dasar dan filosofi tarian darwisy yang sakral sehingga sesuai untuk penonton yang lebih beragam. Kelompok tari Compagnie Olivier Dubois (Prancis) mementaskan Revolution dengan 12 penari yang menari dengan cara berputar searah jarum jam, dalam berbagai variasi gerak, dengan tangan bertumpu tiang-tiang besi. Sementara Be Your Self karya Garry Stewart (Australian Dance Theatre, Australia) meracik pelbagai teks: filsafat Buddha, wacana feminisme dan teks medis dimana gerakan-gerakan penarinya dirancang dengan sangat atletis, canggih sekaligus berbahaya. Tampil pula Danang Pamungkas penari dan koreografer asal Surakarta dengan A Part of Passion, koreografi yang menunjukkan pentingnya kesabaran dan ketegaran saat menghadapi persoalan hidup. Dalam karya ini Danang Pamungkas menggunakan properti minimalis, misalnya, pakaian sehari-hari.

Dalam Festival Salihara kali ini juga tampil pentas teater dalam bentuk baru. Papermoon Puppet Theatre asal Yogyakarta memanggungkan teater boneka yang menceritakan tentang seorang pekerja keras yang kematiannya dikenang banyak orang. Serta kelompok teater bayangan tangan Budrugana-Gagra (Georgia) juga meramaikan Festival Salihara kali ini dengan dua lakon tanpa kata-kata.

Selain program utama, setiap akhir pekan ada program pendamping yang menghadirkan pentas band indie dan penampilan jenakata (stand-up comedy). Band yang tampil antara lain: SORE, Endah N Rhesa, Future Collective, Duck Dive, Jirapah, The Experience Bothers, Gribs, Sashi+Yuyi, dan Matajiwa. Serta Awwe, Adriano Qalbi dan Boris Bokir yang sudah dikenal luas sebagai jenakawan (stand-up comics) juga menyumbang keriaan dalam festival ini.

Selain program utama dan program pendukung, berbagai lokakarya juga diadakan di Festival Salihara kali ini. Lokakarya-lokakarya ini memang dirancang khusus untuk memperkuat fungsi pendidikan Komunitas Salihara. Lokakarya tersebut adalah Lokakarya Lukis Cat Air bersama Sasya Tranggono, Lokakarya Akordeon bersama TOEAC (Belanda), Lokakarya Musik Perkusi bersama Speak Percussion (Australia) dan Lokakarya Tata Cahaya Nordik bersama Susanna Leinonen Company (Finlandia).

Dengan semua ini, Festival Salihara 2014 hendak menonjolkan sifat cerah dan berwarna-warni, suasana permainan dan kegembiraan, sifat festive. Inilah festival dua tahunan yang mempertemukan khalayak pemirsa dengan seniman-seniman pilihan.

Festival Salihara 2014 didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jawa Pos, Bank Mandiri, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Kedutaan Besar Austria di Jakarta, Goethe Institute, Institute Francais Indonesia, Metro TV, NET TV, AirporTeve, USee TV, PT. Tempo Inti Media, Berita Satu Media Holdings, Jurnal Nasional, Kompas, Indopos, Majalah SWA, JJK, Green Radio, Indika FM, DetikHot, Whiteboard Journal, dan JAX.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya