Komedi Tali Jodo Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan

Posted : 30 May 2016

Setelah sukses dengan beragam pementasan yang telah dilakukan, forum budaya yang diprakarsai oleh Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Agus Noor kembali menggelar pertunjukan segar dan inovatif. Didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, Indonesia Kita mempersembahkan pertunjukan dengan tema “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan”. Pentas Indonesia Kita yang ke-19 ini mengambil warisan Lenong Betawi untuk dipersembahkan kepada masyarakat, dengan judul lakon Komedi Tali Jodo” yang dilaksanakan pada 27-28 Mei 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

“Bakti Budaya Djarum Foundation telah mendukung program Indonesia Kita selama enam tahun, dimulai dari tahun 2011 dan berlanjut hingga tahun 2016. Program Indonesia Kita telah menjadi magnet bagi masyarakat, terbukti dari setiap pelaksanaannya selalu mendapat apresiasi yang sangat tinggi dengan penjualan tiket pertunjukan yang selalu habis, bahkan hingga menggelar pertunjukan tambahan untuk melayani permintaan masyarakat yang kehabisan tiket di pertunjukan regularnya. Pada tahun 2016, program Indonesia Kita akan menampilkan empat pertunjukan yaitu, Komedi tali Jodo, Musikal Keroncong, La Galigo, dan Jejak Warisan Para Maestro,” ujar Renitasari Adrian Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

“Komedi Tali Jodo” hadir dengan mengolah lagu-lagu warisan Benyamin S dan beragam khasanah seni Betawi. Lakon Komedi Tali Jodo mengisahkan tentang cinta dan persahabatan yang terseret dalam pusaran politik berlatar Jakarta hari ini. Diambil dari ide “Three Musketeer” di mana ada tiga orang yang bersahabat datang ke Ibukota Jakarta, dengan membawa semangat persahabatan “Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu”.

Namun sesampainya di Ibukota Jakarta yang sarat dengan berbagai masalah, menunaikan janji tidaklah mudah. Semangat itu menjadi pudar. Diawali dengan perebutan cinta yang berkembang dengan pergesekan-pergesekan dan kemudian dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memiliki kepentingan politik dan kepentingan bisnis.

“Indonesia Kita adalah program yang menghadirkan pertunjukan dengan tujuan mengenalkan potensi daerah dan membuka ruang komunikasi antar kultur budaya di Indonesia. Indonesia Kita merupakan usaha untuk terus merefleksikan semangat mencintai Indonesia, yaitu proses menjadi bangsa yang semakin menghargai jalan kebudayaan, dengan semakin menempatkan nilai-nilai yang toleran, menghargai pluralisme dan keberagaman dalam proses berbangsa dan bernegara,” ujar Butet Kartaredjasa

Pentas Komedi Tali Jodo ini dikemas dengan guyonan khas Indonesia Kita dan menjadi semakin menarik karena berkolaborasi dengan komedian dan seniman Betawi. Selain itu, pertunjukan ini juga didukung oleh seniman-seniman seperti Maudy Koesnaedi, Mandra, Miing Bagito, Didin Bagito, Marwoto, Cak Lontong, Akbar  Arie Kriting, Trio GAM, Kelompok Teater Abnon dan Jakarta Street Music.

Sekilas Tentang “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan” 

Indonesia Kita pada tahun 2016 akan mengolah tema “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan”. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia dilimpahi banyak warisan karya budaya. Sudah pasti, apa yang disebut warisan itu tidak hanya sebatas artefak, benda-benda, peninggalan lama, situs, atau hal-hal yang hanya bersifat fisik. Apa yang disebut warisan itu juga sebuah semangat dan nilai-nilai, yang terus diolah dan dikembangkan oleh para pelaku kesenian dan kebudayaan.

Kekayaan warisan seperti candi-candi, lontar, karya-karya yang telah menjadi adiluhung, sampai keragaman corat kerajinan, tarian dan bentuk ekspresi kesenian lainnya, adalah sebuah anugerah tak ternilai. Anugerah itu sekaligus juga menjadi tantangan, karena bila ia hanya diterima sebagai warisan yang statis, maka warisan itu bisa kehilangan kemampuannya merefleksikan persoalan kemanusiaan, dan berhenti sebagai klangenan atau sesuatu yang bersifat romantis. Karena itu warisan mesti bisa menjadi wawasan menjadi sesuatu yang terus menerus membuka horison imajinasi dan peluang-peluang penciptaan.

Kebudayaan akan menjadi inspirasi bila ia membuka wawasan bagi masyarakat pendukungnya. Dan sebuah wawasan yang baik, selalu tumbuh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, itulah kontinuitas

kebudayaan. Dalam konteks itulah, warisan dan wawasan menjadi sesuatu yang menyatu, dua keping dari satu mata uang, tak terpisahkan.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya