Djarum Foundation Apresiasi Peraih Medali Emas Olimpiade Rio 2016 (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir) Dengan Bonus Miliaran

Posted : 01 Sep 2016

Kudus, 1 September - Sejarah panjang prestasi dan supremasi bulutangkis Indonesia di ajang olimpiade terus bergulir. Seperti melanjutkan tradisi, pasangan ganda campuran Indonesia binaan PB Djarum Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir berhasil mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas Olimpade Rio 2016 tepat pada hari peringatan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus yang lalu. Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan torehan prestasi medali emas ini, Djarum Foundation secara khusus memberikan total bonus senilai lebih dari Rp 5 miliar kepada pasangan yang akrab dengan sebutan Owi/Butet.

Kedua bintang bulutangkis Indonesia ini merupakan contoh nyata prestasi atlet binaan dari PB Djarum yang berhasil meraih prestasi tingkat dunia. Seremoni penghargaan terhadap keduanya pun digelar di GOR Djarum, Jati, Kudus yang merupakan kota asal berdirinya PB Djarum "Pemberian apresiasi dan bonus kepada pasangan Owi/Butet ini merupakan bukti konsistensi Djarum Foundation untuk menjaga dan melestarikan prestasi bulutangkis Indonesia. Apresiasi ini tidak terlepas dari upaya untuk menumbuhkan motivasi serta spirit bekerja keras kepada para pebulutangkis muda Indonesia untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi," ujar Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Kamis (1/9).

Tidak tanggung-tanggung hadiah yang diberikan Djarum Foundation kepada Owi dan Butet ini bahkan mencapai lebih dari Rp 5 miliar. Masing-masing mereka mendapatkan sebuah rumah senilai Rp 1,5 miliar yang berlokasi di perumahan Graha Padma - Semarang. Tak hanya itu, mereka juga bonus masing-masing sebesar Rp 1 miliar dan juga Polytron LED Smart TV berukuran 65 inchi. Selain untuk Owi dan Butet, apresiasi juga diberikan kepada Richard Mainaky Pelatih PB Djarum yang juga merupakan pelatih dari Owi dan Butet di Pelatnas serta kepada Rexy Mainaky yang merupakan Kabid Pembinaan dan Prestasi Pelatnas PBSI. Richard dan Rexy masing-masing mendapatkan Polytron LED Smart TV berukuran 65 inchi.

 

Kudus Gelar Kirab

Euforia atas prestasi raihan medali emas dari Owi dan Butet ini juga terjadi Kudus, yang merupakan kota asal berdirinya PB Djarum. Sebagai bentuk apresiasi kepada mereka, kirab dan iring-iringan digelar di kota kretek ini. Ribuan warga Kudus tumpah ruah di sepanjang rute kirab mulai dari Gerbang Kudus Kota Kretek (GKKK) - Brak Bitingan Lama 53 - Simpang 7 Kota Kudus - dan berakhir di GOR Djarum, Jati, Kudus. Bupati Kudus H. Musthofa turut hadir dan menyambut kehadiran Owi dan Butet. 

Turut serta dalam kirab ini sejumlah legenda bulutangkis Indonesia yang berhasil menyumbangkan medali di olimpiade. Mereka adalah peraih medali di Olimpiade Barcelona 1999 Susi Susanti dan Alan Budikusuma (emas) serta Eddy Hartono (perak); peraih medali di Olimpiade Atlanta 1996 Rexy Mainaky (emas), Denny Kantono/Antonius Budi Ariantho (perunggu); peraih medali Olimpiade Sydney 2000, Minarti Timur (perak); dan peraih medali Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin (perunggu). 

Selain itu juga dihadirkan dalam kirab, pelatih PB Djarum yang berhasil mengantarkan anak didiknya meraih medali emas di olimpiade, yakni Christian Hadinata pelatih Ricky Subagja/Rexy Mainaky (medali emas Olimpiade Atlanta 1996), serta Richard Mainaky yang merupakan pelatih Owi/Butet (medali emas Olimpiade Rio 2016). Rangkaian acara kirab ini menjadi semakin spesial dengan hadirnya juga legenda bulutangkis tunggal putra Indonesia yang merupakan putra asli kelahiran Kudus, yakni Liem Swie King dan Hariyanto Arbi.

Rute tersebut sengaja dipilih karena memiliki nilai historis dari keberadaan PB Djarum yang sudah banyak melahirkan bintang bulutangkis Indonesia. Brak Bitingan Lama 53 tidak terlepas dari sejarah awal berdirinya PB Djarum, yang menjadi tempat latihan pertama PB Djarum di tahun 1969. Dari Brak Bitingan Lama 53, rombongan kemudian diusung menuju Pendapa Kota Kudus. Suatu hal yang menarik karena kehadiran Owi dan Butet di Pendapa Kota Kudus seperti pengulangan sejarah yang terjadi 32 tahun yang lalu. Saat itu Indonesia berhasil meraih Piala Thomas di tahun 1984 di mana dari 8 atlet,  7 atlet di antaranya berasal dari PB Djarum.

Setibanya di pendapa, Rombongan kemudian disambut oleh warga masyarakat di Alun-alun Simpang 7 Kota Kudus. Di depan ribuan warga, Owi & Butet menyampaikan testimoni dan ucapan terima kasih atas dukungan terhadap atlet bulutangkis Indonesia selama ajang olimpiade Rio lalu. “Kehadiran para legenda bulutangkis Indonesia di perarakan ini semoga menjadi inspirasi sekaligus momentum untuk semakin meningkatkan pembinaan atlet-atlet muda agar Indonesia bisa terus berprestasi lebih baik lagi di tingkat dunia,” ujar Yoppy Rosimin.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya