Festival Teater Pelajar 2014 Wahana Kreativitas Dan Pengembangan Karakter Bagi Pelajar

Posted : 01 Dec 2014

Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mendukung Festival Teater Pelajar (FTP) se-kabupaten Kudus yang babak finalnya diselenggarakan pada 29-30 November 2014 di GOR Bulutangkis Djarum Kaliputu, Kudus. Kegiatan yang digelar untuk ketujuh kalinya ini merupakan kerjasama antara Teater Djarum bersama Departemen Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Kudus, serta didukung sepenuhnya oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.

Pada tahun ini FTP menggandeng jurnalis dan sastrawan, Putu Fajar Arcana dan dari Teater Koma, Ratna Riantiarno sebagai juri. Para siswa dan guru pembimbing teater sekolah juga berkesempatan mengikuti workshop teater bersama pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno.

“Upaya menstimulasi dan mendukung kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dapat dilakukan melalui teater sekolah yang mengedepankan pengembangan karakter dan potensi positif para siswa. Penyelenggaraan festival secara terus-menerus dari tahun ke tahun, yang didukung sepenuhnya oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga ini diharapkan menjadi wahana kreativitas yang positif bagi sekolah dan para siswa pada khususnya,” Oey Riwayat Slamet, koordinator Teater Djarum,

FTP ini merupakan program rutin tahunan Teater Djarum dengan melibatkan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA se-Kabupaten Kudus yang berisi lomba karya seni teater antar komunitas teater yang ada di sekolah-sekolah menengah se-Kudus, baik tingkat SMP maupun SMA. FTP Kabupaten Kudus memperebutkan memperebutkan gelar-gelar bergengsi sebagai Teater Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Terbaik, Pemeran Pembantu Terbaik dan Penata Artistik Terbaik.

“Proses regenerasi sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan dan kelestarian budaya Indonesia dan para pelajar ini merupakan cikal bakal penerus yang akan mewarnai dunia seni Indonesia di masa yang akan datang. Maka itu, kami kembali mendukung acara ini sehingga para pelajar ini mengenal dunia teater dan menggunakan panggung sebagai ruang berekspresi mereka. Festival ini diharapkan mampu menstimulasi perkembangan teater sekolah yang sudah ada dan tampil menjadi salah satu agenda kegiatan ekstrakurikuler yang menarik dan menumbuhkan minat para siswa yang lain,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

FTP 2014 ini digelar dengan dua tahapan, yakni babak seleksi dan babak final. Babak seleksi berlangsung pada 3-8 November 2014, yang dilaksanakan di sekolah masing-masing dimana Bambang Widiharto dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Aryo Gunawan, Alfiah dan Agus Syarofudin yang merupakan perwakilan guru, serta Jumari HS dan Asa Jatmiko dari Teater Djarum, berperan sebagai juri.

Pilihan naskah untuk tingkat SMP, antara lain, Bunga Rumah Makan, karya Utuy Tatang Sontani, Dukun-dukunan, karya Moliere, adaptasi Puthut Buchori, Matahari di Sebuah Jalan Kecil, karya Arifin C. Noor, Pada Suatu Hari, karya Arifin C. Noor, dan Sepasang Mata Indah, karya Kirdjomulyo

Sementara pilihan naskah untuk Tingkat SMA, antara lain, Bila Malam Bertambah Malam, karya Putu Wijaya, Pagi Bening, karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero, adaptasi Sapardi Joko Damono, Pakaian dan Kepalsuan, karya Averchenko, adaptasi Achdiat K. Mihardja, Senja Dengan Dua Kelelawar, karya Kirdjomulyo dan Titik-titik Hitam, karya Nasyah Djamin

“Teater bukan hanya sebuah tontonan semata tapi juga menjadi salah satu media untuk berekspresi. Setiap pesan yang terkandung dalam sebuah pementasan teater, penonton bisa memiliki interpretasi berbeda dan untuk itu dibutuhkan ketekunan dan proses kreatif yang harus selalu dilatih. Para peserta FTP 2014 di usia yang relatif muda ini telah menunjukkan bakat yang luar biasa yang akan semakin berkembang dengan latihan. Festival seperti ini bisa menjadi stimulasi bagi para pelajar ini untuk terus melatih kemampuan mereka dalam berteater. Karena itu saya mengapresiasi Bakti Budaya Djarum Foundation yang mendukung kegiatan ini, sehingga para pelajar ini memiliki wadah untuk menyalurkan ekspresinya dengan cara yang kreatif,” ujar Nano Riantiarno.

FTP merupakan salah satu agenda rutin dari Teater Djarum, yang konsisten membina kerjasama dengan seniman, komunitas kesenian, budayawan, dan berbagai pihak juga dilakukan untuk mengembangkan jaringan kerja seni dan membuka ruang ekspresi dan apresiasi masyarakat di bidang seni teater. Berbagai pertunjukan telah dilakukan di beberapa tempat, antara lain di Kudus, Jakarta, Tangerang, Yogya, Solo, Blitar, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Bojonegoro, dan kota-kota lain.

Selain FTP, program lain yang rutin diadakan oleh Teater Djarum dalam membentuk jaringan kerja kesenian dan mengembangkan seni teater adalah workshop teater untuk pelajar, Guru tingkat SMP dan SMA, serta perwakilan kelompok teater di Kudus, pentas keliling kampus, buka puasa bersama masyarakat dan seniman di Kudus, dan pentas  keliling sekolah.

 

Berikut ‎daftar pemenang Festival Teater Pelajar 2014 tingkat SMP:

Teater Terbaik 1 : Teater JASMINE, SMP 1 Jati

Teater Terbaik 2 : Teater TEMPERATUR, SMP Mejobo

‎Teater Terbaik 3 : Teater QUEEN BEE, MTs NU Mu'allimat

Sutradara Terbaik : Bambang Widiatmoko, S.Pd, Teater TEMPERATUR, SMP Mejobo

Pemeran Utama Terbaik : Rizki Ananda Putra, Teater TEMPERATUR, SMP Mejobo

Pemeran Pembantu Terbaik : Gita Rama Mahardhika, Teater JASMINE, SMP 1 Jati

Penata Artistik Terbaik : Prayogi & M. Taufiq, S.Sn, Teater JASMINE, SMP 1 Jati

 

Sedangkan pemenang untuk Tingkat SMA‎ sebagai berikut:

Teater Terbaik 1 : Teater STUDIO ONE, SMA 1 Kudus

Teater Terbaik 2 : Teater SAGE, SMA 1 Gebog

Teater Terbaik 3 : Teater STIF, MA NU Ibtidaul Falah

Sutradara Terbaik : Yasir, S.Pd, M.Pd, Teater STUDIO ONE, SMA 1 Kudus

Pemeran Utama Terbaik : Anggara Febrimilajianti, Teater SAGE, SMA 1 Gebog

Pemeran Pembantu Terbaik : M. Yusrul Hana, Teater STIF, MA NU Ibtidaul Falah

Penata Artistik Terbaik : M. Rizka Hassan, Teater STUDIO ONE, SMA 1 Kudus

 

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya