Dewan Teater Yogyakarta Pentaskan “Opera Kecoa”

Posted : 17 Dec 2015

Dewan Teater  Yogyakarta (DTY) yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mementaskan lakon “Opera Kecoa” dengan melibatkan sekitar 75 pemain gabungan teaterawan Yogyakarta dari berbagai generasi. Naskah “Opera Kecoa” merupakan karya dari N. Riantiarno, dalam pertunjukan kali ini disutradarai oleh Puntung CM Pudjadi dengan asisten sutradara Wahyana Giri MC, Bambang KSR, penata musik Pardiman Djoyonegoro dan penata gerak Gito Gilang.

“Opera Kecoa” berkisah tentang pahitnya kehidupan rakyat bawah di kota besar seperti Jakarta. Keinginan sederhana untuk hidup layak, ternyata harus dibayar mahal dengan pengorbanan jiwa dan raga. Kisah ini menghadirkan cinta segitiga yang penuh konflik antara Roima seorang bandit, Julini yang waria, serta Tuminah seorang PSK. Mereka dianggap kecoa, binatang tak berguna yang cuma mengotori lingkungan. Meski berkisah tentang cinta segitiga, namun naskah ini sarat kritik sosial terhadap budaya korupsi, penggusuran dan nasib rakyat kelas bawah.

“Opera Kecoa” dipentaskan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Teater Kecil Kampus ISI Surakarta, 14 November 2015 di Gedung Sarwo Eddi Purworejo, dan 16 Desember 2015 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta

Naskah lakon “Opera Kecoa” dipilih karena pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam naskah itu sangat kontekstual dengan situasi sosial saat ini. DTY senantiasa memilih naskah-naskah dengan latar cerita dari kalangan menengah ke bawah atau kelas pinggiran. Sudah 49 lakon diproduksi  DTY, seluruhnya karya-karya dengan latar sosial pinggiran.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya