Pertunjukan Teater Kedai pada Hari Teater Dunia tahun 2017 di Solo

Posted : 27 Mar 2017

TEATER Kedai (Jakarta) menghadirkan dua naskah pertunjukan tunggal berjudul Tembakau dan Ciu. Dua naskah itu dipentaskan di ujung Hari Teater Dunia yang diselenggarakan di Solo pada 25-27 Maret 2017. Teater Kedai dijadwalkan naik panggung pada dua hari terakhir festival yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut tersebut. Tahun ini, acara tahunan yang berlangsung sejak tiga tahun silam tersebut diikuti oleh puluhan kelompok teater dari berbagai kota di Indonesia.

Tembakau adalah adaptasi dari On The Harmful Effects of Tobacco karya Anton Chekhov. Naskah ini dipentaskan oleh Rizqy Aditya dan disutradarai oleh Gladhys Elliona. Sebagai sebuah adaptasi, Tembakau banyak mengalami penyesuaian dengan situasi hari ini. Dengan tetap berusaha setia pada naskah aslinya, Tembakau disajikan dengan tidak mengubah bangunan utama cerita karya Chekhov yang ditulis pada 1902 itu. Lakon ini dipentaskan pada 26 Maret 2017 di Pendapa Wisma Seni Taman Budaya Solo.

Lalu, Ciu adalah naskah yang ditulis oleh Hendromasto dan dipentaskan oleh Fitria Sari dengan sutradara Arief Sufyan. Presentasi Ciu sedikit memaparkan sejarah minuman tersebut dan situasinya kini, sedangkan representasi dalam naskah ini menyitir 10 tingkat kemabukan yang dicukil dari Serat Centhini. Ciu dijadwalkan hadir di Pendapa Wisma Seni Taman Budaya Solo pada 27 Maret 2017.

Dua naskah ini menjadi pertunjukan pertama Teater Kedai di tahun 2017. Tahun lalu, Teater Kedai pernah membawakan Barabah (Motinggo Busye) dan Penagih Hutang (Chekhov) di Teater Salihara dan Taman Budaya Lampung. Lalu, pada akhir 2016 dua anggota Teater Kedai menyajikan pertunjukan tunggal Kucing Hitam adaptasi dari The Black Cat karya Edgar Allan Poe di Sala Monolog.

Teater Kedai adalah kelompok yang berdiri pada 2016 di Jakarta. Sehari-hari, sebagian besar anggota Teater Kedai tidak memiliki aktivitas yang berdekatan dengan dunia seni peran. Kehadiran mereka di atas panggung pertunjukan menunjukkan bahwa sejatinya teater adalah milik publik yang memberi kemungkinan kepada semua orang untuk dapat bersentuhan langsung dengan seni peran.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya