Pameran Seni Rupa ART|JOG|10

Posted : 19 Jun 2017

Ajang seni tahunan ART|JOG yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation sukses diselenggarakan pada 19 Mei – 19 Juni 2017 bertempat di Jogja National Museum. Tahun ini merupakan kali kedua bagi ART|JOG menempati situs bersejarah yang dahulunya merupakan kampus Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Kali ini juga menandai satu dekade perjalanan ART|JOG, setelah pertama kali diselenggarakan pada 2008 dengan nama Jogja Art Fair. Sebanyak 73 seniman baik dari Indonesia dan mancanegara berpartisipasi dalam pameran ini dengan memamerkan ratusan karya dalam payung kuratorial Changing Perspective.

Tema Changing Perpective menjadi tajuk kuratorial yang membingkai ART|JOG tahun ini. Changing Perspective diangkat dengan tujuan ingin mengubah sudut pandang yang telah menjadi profan pada individu di hari ini. Perspektif atau sudut pandang berhubungan erat dengan paradigma. Paradigma adalah cara masing-masing orang memandang dunia, yang belum tentu cocok dengan kenyataan. Selama ini, perspektif biasa didasarkan oleh logika yang bersumber pada rasionalitas otak manusia, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Paradigma terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman, serta pilihan-pilihan kita selama ini. Oleh karena itu, melalui tema ini diharapkan mampu merubah perspektif diluar dari kebiasaan yang biasa dijalani.

Selain mengundang secara khusus para seniman yang berpartisipasi, ARTJOG juga membuka kesempatan luas bagi seniman dan publik melalui program Open Call Application dengan mengirimkan karyanya untuk dikurasi oleh kurator ARTJOG, hal ini sekaligus menjadi sarana untuk menjaring potensi-potensi seniman muda terbaik. Seniman muda asal Yogyakarta, Wedhar Riyadi dipilih sebagai commission artist dengan menghadirkan instalasi balon-balon dengan ikon mata.

ARTJOG juga memfasilitasi bentuk seni lain yang ditampilkan selama pameran berlangsung. Special Performance yang ditampilkan pada tahun ini, antara lain performance art oleh Melati Suryodharmo, pemutaran film “Setan Jawa”(A silent movie with live gamelan orchestra) karya Garin Nugroho (Sutradara) dan Rahayu Supanggah (Komposer), pertunjukan contemporary dance dari Bimo Wiwohatmo. Selain itu, ada juga penampilan musik dari Doctor & the Professor feat. Sruti Respati dan penari Astri Kusuma Wardani yang membuka perhelatan ART|JOG|10.

Menempati situs bersejarah Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) membuat ART|JOG merasa perlu untuk memberikan sebuah penghormatan pada RJ. Katamsi (seniman), sekaligus salah satu pendiri dan direktur pertama ASRI pada tahun 1950 yang merupakan kampus seni rupa pertama di Indonesia. Pada 1970, ASRI sebelumnya telah membuat patung RJ. Katamsi, namun patung tersebut telah dipindahkan ke kampus Institut Seni Indonesia (ISI) pada tahun 2004. ART|JOG menggandeng seniman Wahyu Santoso membuat patung RJ. Katamsi setinggi 2,5 dengan material perunggu yang kelak akan ditempatkan kembali di situs Jogja National Museum. ART|JOG bekerjasama dengan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) juga memutarkan film-film terbaik yang dapat dinikmati seluruh pengunjung setia ART|JOG.

Pada akhirnya ART|JOG tahun ini tidak hanya memayungi gemilangnya perkembangan seni rupa semata, namun juga menjadi festival untuk merayakan keberagaman media seni dan pelaku kreatif di Indonesia. ART|JOG berharap, penyelenggaraannya tahun ini dapat dinikmati beragam kalangan, membawa kegembiraan bagi siapapun yang berpartisipasi di dalamnya.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya