Wayang Gojek Usung Lakon Kumbakarna Gugur

Posted : 30 Sep 2017

Wayang Gojek yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation tampil di Balai Budaya Rejosari, pada Sabtu, 30 September 2017 dengan mengangkat lakon Kumbakarna Gugur. Wayang Gojek menampilkan pertunjukan dengan gaya yang lebih mudah dipahami dan bisa diterima khususnya di kalangan generasi muda, dengan tanpa menghilangkan konsep pakem wayang itu sendiri.

Kumbakarna adalah seorang raksasa dari tiga bersaudara putra sang begawan Wisrawa Sidi. Ia tidak setuju dengan kehendak sang kakandanya, Rahwana, yang ambisius untuk mendapatkan Dewi Shinta (seorang putri titisan Dewi Widyowati) hingga harus mengorbankan rakyatnya. Ketika peperangan antara Rahwana dan pasukan raksasa melawan Rama beserta pasukan kera, Kumbakarna memilih tidur.

Hingga akhirnya Rahwana mengutus Indrajid untuk membangunkan pamanya Kumbakarna yang kerjanya cuma tidur. Dengan segala cara dilakukanya untuk membangunkan, yang akhirnya sang Kumbakarna terbangun dan disuruh maju perang sebagai senopati (Panglima) perang dikerajaan Alengka untuk melawan dan menumpas para wadyabala Rama. Sang Kumbakarna sangat mengetahui kesalahan tindakan kakandanya, namun dia memilih mau untuk maju perang karena demi membela wutah darah/ tanah airnya. sekalipun itu disadarinya salah karena membela ketidakbenaran.

Kisah tersebut merupakan penggalan Lakon Kumbakarna Gugur. Kelompok Wayang Gojek yang berdiri tahun 2012 ini ingin menawarkan tontonan pertunjukan wayang dengan gaya berbeda. Hal ini berangkat dari keprihatinan akan semakin jauhnya wayang dengan generasi muda saat ini. Padahal kita semua sepakat bahwa wayang merupakan salah satu kesenian yang mengandung banyak nilai luhur dan ajaran kebaikan bagi kita.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya