Kisah Inspiratif Anak Muda yang Bangkit dan Adaptif di Masa Pandemi: Kunci Sukses di Masa Depan (herstory.co.id)


Posted : 01 Dec 2022

HerStory, Jakarta - Indonesia masih berjuang melawan pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu bahian hingga kini belum juga berakhir. Di tengah masa yang sulit ini, anak muda bangsa ternyata banyak yang berinovasi, bangkit, dan adaptif terhadap lingkungan.

Mereka adalah penerima program Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum) yang semakin bergairah untuk memberikan hal positif ke orang sekitar. Pelatihan Nation Building dengan tema "Merajut Asa, Bangkitkan Harapan", menjadi salah satu kesempatan bagi anak muda dapat terus mewujudkan mimpi, harapan serta memberikan dampak positif pada lingkungan dalam beragam dinamika kehidupan.

"Situasi sulit, atau bangkit dan melakukan hal positif yang bisa berdampak baik bagi diri kita sendiri dan orang lain. Untuk itu, Djarum Foundation melalui pelatihan soft skills, Nation Building, ingin mengajak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda sebagai tonggak negara, dapat merespon secara positif dan melakukan sesuatu yang memberikan dampak baik bagi orang- orang sekitarnya," ujar Abraham Delta Oktaviari, Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation dalam rilis pers yang diterima oleh HerStory.

Bakti Pendidikan Djarum Foundation konsisten menghadirkan pelatihan soft skill Nation Building yang diberikan untuk menguatkan wawasan kebangsaan para Beswan Djarum tentang makna serta hakikat bangsa dan kebangsaan. Mereka diharapkan dapat belajar mengenali diri sendiri, merangsang kepedulian dan keingintahuan terhadap lingkungan sekitar, sehingga memiliki kesadaran terhadap pentingnya kemampuan adaptif, berpikir kreatif, inovatif serta memiliki empati terhadap orang lain untuk bisa bersinergi dan berkolaborasi agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Kisah Inspiratif Para Beswan Djarum

Arjuna Marcelino selaku Beswan Djarum 2021/2022 dan Founder Marsiajar.id

"Pandemi menciptakan rasa bosan bagi saya sebagai seorang mahasiswa. Untuk mengisi waktu luang, saya menjadi mentor di sebuah lembaga pendidikan, tapi karena pandemi saat itu makin meningkat, banyak murid yang akhirnya keluar dari bimbingan belajar tempat saya bekerja. Setelah itu, saya pulang ke rumah di Medan. Di sana, saya menemui adik-adik kelas yang kesulitan belajar karena sekolah tatap muka ditiadakan atau bimbel online belum cukup populer," ungkapnya.

Ia dan teman-temannya kemudian berinisiasi untuk mendirikan program belajar online yang dapat membantu anak-anak belajar di masa pandemi secara gratis.

"Saya melihat adanya kebutuhan akan lembaga bimbingan belajar untuk membantu adik-adik kelas belajar tanpa biaya. Hal ini melatarbelakangi saya memutuskan untuk mendirikan marsiajar.id, sebuah pengajaran online (e-learning), berkolaborasi dengan teman-teman kuliah sebagai mentor guna membantu adik-adik kelas agar bisa belajar tambahan secara gratis. Mulai dari mata pelajaran Biologi, Matematika, dan mata pelajaran lainnya, bisa diikuti oleh para murid marsiajar.id setiap hari," sambungnya.

Baginya, pandemi adalah salah satu kejadian yang mampu mnyadarkan dirinya untuk terus berbuat baik kepada orang lain. Di saat banyak hal yang terbengkalai, ternyata ada pula hal baru dengan penuh manfaat yang tercipta.

"Pandemi mengajarkan saya dan teman-teman di Marsiajar.id untuk bisa bermanfaat dan berbuat sesuatu bagi orang lain, meskipun pandemi membelenggu aktivitas kami," tandasnya.

Zalfa Attiyah Faradiba selamu Alumni Beswan Djarum 2020/2021 dan Co-Founder Jatmiko Indonesia

Gak kalah inspiratif, Zalfa rupanya berhasil mendidikan Jatmiko sebagai kelas belajar bahasa Inggris secara gratis. Ia mengandalkan kemampuan yang sudah dimilikinya dan siap berbagi ilmu dengan yang lainnya.

"Berbekal kemampuan Bahasa Inggris yang cukup baik, saya bersinergi dengan adik mendirikan Jatmiko Indonesia yang merupakan kelas belajar Bahasa Inggris gratis untuk pelajar di Indonesia," ungkapnya.

Ide kreatifnya ini tercetus ketika ada fenomena di mana temannya mengalami kendala dalam berbahasa Inggris. Ia memandang bahwa keterbatasan akses menjadi salah satu penyebabnya sehingga ia mencetuskan Jatmiko sebagai pemecah masalah tersebut.

"Awal mulanya mendirikan Jatmiko Indonesia karena cerita beberapa teman yang kesulitan saat mengikuti tes atau wawancara kerja dalam Bahasa Inggris. Saya melihat hal tersebut sebagai suatu masalah yang harus dicari solusinya. Mungkin mereka mengalami keterbatasan akses dalam mempelajari Bahasa Inggris. Menurut saya, saat ini Bahasa Inggris merupakan kebutuhan primer dan seharusnya bisa didapatkan secara gratis oleh siapa pun yang ingin mempelajarinya," terangnya.

Bagi Zalfa pandemi merupakan salah satu momentum untuk berbuat baik dan berbagi ilmu dengan orang lain.

"Pandemi tidak hanya menciptakan peluang usaha, tetapi juga mendorong saya untuk bisa berbuat sesuatu yang baik bagi orang lain, melalui berbagi ilmu dalam kelas Bahasa Inggris," ungkap Zalfa.

Neysa Valeria selaku Founder Havilla Gourmet Tea

Bisnis yang ditekuni oleh Neysa ini bermula dari kegemarannya akan teh. Di masa pandemi ia melakukan adaptasi bisnis untuk tetap bertahan.

"Havilla Gourmet Tea muncul karena kami memiliki ketertarikan pada teh dan ingin mengembangkannya. Ketika pandemi melanda, bisnis kami yang semula business to business (B to B), putar haluan menjadi business to consumers (B to C) dan jualan online. Kalau nggak gitu, kami nggak bisa bertahan," ungkapnya.

Gak cuma beradaptasi, Naysa juga berinovasi dengan menghadirkan varian teh dengan tambahan herbal untuk meningkatkan imunitas. Apalagi ia juga memberdayakan para petani untuk lebih maju dan mendapatkan hasil panen yang lebih baik.

"Selain adaptasi di metode penjualan, kami juga terus berinovasi pada produk Havilla Gourmet Tea. Misalnya, memanfaatkan tanaman obat, seperti jahe, asam jawa, dan kunyit, dicampur teh sehingga menjadi minuman kesehatan yang bisa meningkatkan imun atau varian teh dari bunga-bungaan, dan masih banyak lagi. Dalam berbisnis, kami juga memberdayakan dan berkolaborasi dengan petani teh di Indonesia, salah satunya dengan memberikan pelatihan pengolahan teh kepada para petani agar bisa mendapatkan hasil panen yang lebih optimal," kisah Neysa.

Source:  https://herstory.co.id/read102881/kisah-inspiratif-anak-muda-yang-bangkit-dan-adaptif-di-masa-pandemi-kunci-sukses-di-masa-depan?page=all 

Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya