BUDAYA

Jurnal Indonesia Kaya #61: Pasola, Tradisi Perang Adat di Sumba Barat yang Memesona


Seperti yang kalian tahu, Indonesia bagian timur selalu memiliki pesona indah tersendiri. Banyak turis datang untuk menikmati pemandangan alamnya yang eksotis dan menakjubkan. Salah satunya kawasan Sumba Barat, sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibu kotanya yang berada di Kota Waikabubak.

Sumba Barat dijuluki “Kabupaten Seribu Kampung Adat” dikarenakan masih terdapat banyak kampung adat yang berusia ratusan tahun di masing-masing Kecamatan. Diantaranya kampung Praijing, kampung adat Tarung, kampung adat Tambera, kampung adat Weetabar, dan lain-lain.

Dalam kesempatan kali ini, Febrian akan menjelajahi berbagai wisata menarik yang ada di Sumba Barat. Tempat pertama yang Febrian kunjungi adalah Kampung Adat Praijing. Kampung ini menjadi salah satu destinasi wisata yang dikembangkan pemerintah setempat. Selain memiliki rumah adat tradisional yang unik, kampung adat ini juga menawarkan pesona sangat indah dengan hamparan luas persawahan.

Selesai berjalan-jalan di kampung Praijing, Febrian kemudian menyaksikan tradisi perang adat tahunan di Sumba Barat seperti Pasola, adu tombak yang dilakukan dari atas kuda. Biasanya, pesta adat Pasola ini dilaksanakan di bulan Februari hingga Maret. Berdasarkan legenda cinta segitiga, tradisi Pasola dipercaya sebagai perang damai antara suku untuk menghindari perang yang sesungguhnya

Febrian juga tidak lupa menikmati makanan khas Sumba Barat yaitu Bokosawu Nyale, yang merupakan nama sambal mentah dengan bahan utama cacing laut. Untuk mengolahnya, cacing laut digoreng dan dicampur dengan sambal khas ala masyarakat Sumba. Untuk menghilangkan aroma cacing laut, maka ditambahkan daun kemangi dalam kuliner yang satu ini.

Nah, penasaran tempat lain mana aja yang dikunjungi Febrian selama di Sumba Barat? Yuk, saksikan selengkapnya dalam video berikut!


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google