04 Mei 2020
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan vokasi (keterampilan) yang terpadu dan terintegrasi menjadi salah satu misi Presiden Joko Widodo. Strategi yang ditempuh salah satunya dengan meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini diharapkan dapat menjawab tuntutan industri 4.0 di masa sekarang ini. Lulusan SMK tentunya dipersiapkan untuk memiliki keahlian teknis dan keterampilan dengan porsi pembelajaran praktek yang lebih tinggi, sehingga dapat memperkaya kompetensi mereka agar siap terjun dan berinovasi di dunia industri.
Covid-19 muncul sebagai ujian baru di sektor pendidikan. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Kebijakan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menginstruksikan bahwa siswa diharuskan belajar di rumah telah berimplikasi pada pola pendidikan SMK.
Lebih jauh lagi wabah Covid-19 pun membuat pemerintah resmi membatalkan Ujian Nasional. Dengan demikian, pendidikan SMK saat ini diharapkan dapat menciptakan strategi belajar yang tepat sasaran demi menjawab tantangan pendidikan saat wabah Covid 19.
Dalam pidato peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020, Mendikbud Nadiem Makarin mengusung tema “Belajar Dari Covid-19”. Menurutnya, “Krisis ini menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya”.
Nadiem menambahkan “Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita. Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi Covid-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa krisis, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu”. Kondisi ini ternyata seiring dengan sistem pembelajaran yang sedang ditempuh siswa SMK saat pandemi. Seperti dilakukan oleh SMKN 3 Kudus, SMKN 1 Kudus, dan SMK Duta Karya Kudus. Ketiga SMK binaan Djarum Foundation itu turut berperan aktif memberikan solusi permasalahan pandemi Covid-19.
Berangkat dari kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis di rumah sakit di seluruh Indonesia. Siswa SMKN 3 dan SMKN 1 Kudus berinisiatif dan mendapat bimbingan guru untuk memproduksi APD. Siswa jurusan Tata Busana di kedua sekolah tersebut berpartisipasi dan mempraktekkan langsung pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk membuat pola APD.
Proses produksi tetap menjaga kualitas material dan pola APD yang sesuai dengan standar rumah sakit. Produksi APD dilakukan oleh siswa-siswi dengan kondisi tubuh yang fit dan sehat. Prosedur dan anjuran menjaga kesehatan selama pandemi Covid 19 juga tetap diberlakukan. Siswa mengenakan masker higienis, menjaga kebersihan, dan menerapkan physical distancing demi keamanan bersama ketika memproduksi APD di lingkungan sekolah. Mereka berhasil memproduksi 400 set APD hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Permasalahan lain yang timbul berkaitan dengan pandemi Covid-19 adalah kelangkaan cairan antiseptic pencuci tangan (hand sanitizer) di pasaran. Hal tersebut juga menjadi dasar gerakan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa di SMK Duta Karya Kudus. Sekolah vokasi yang berfokus pada kimia industri ini membuat hand sanitizer yang dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.
Produksi hand sanitizer dilakukan oleh siswa yang dilengkapi dengan standar laboratorium kimia industri. Mereka berhasil memproduksi 1500 botol hand sanitizer yang siap beredar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Pada 4 Mei 2020, ketiga kepala sekolah SMK tersebut, yaitu Drs. Saiful Hadi, M.Pd (Kepala Sekolah SMKN 1 Kudus), Budi Susanto, M.Pd (Kepala Sekolah SMKN 3 Kudus), serta Muhammad Thoat, M.Kes (Kepala Sekolah SMK Duta Karya Kudus), menyumbangkan hasil produksi APD dan hand sanitizer tersebut kepada Dr. Achmad Syaifudin, M. Kes, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di kantor IDI Kabupaten Kudus. Bantuan tersebut kemudian didistribusikan kepada rumah sakit dan masyarakat yang membutuhkan. Produksi akan tetap dilanjutkan dengan target 1000 set APD selesai pada akhir Mei 2020.
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Galuh Paskamagma menyampaikan bahwa partisipasi aktif dalam penanggulangan Covid-19 menjadi bukti bahwa siswa SMK tidak hanya siap terjun ke lapangan berbekal keterampilan yang dimiliki. Namun menjadi kontribusi kaum muda untuk memecahkan permasalahan yang terjadi, dalam hal ini membantu Indonesia berperang melawan Covid-19.
“Dengan kejadian luar biasa selama pandemi, siswa SMK sanggup menjadi problem solver dalam mengatasi kelangkaan APD dan hand sanitizer di lingkungan di sekitarnya. Mereka melakukan aksi nyata sebagai hasil pembelajaran mereka dengan pendampingan dan pembinaan yang tepat di lingkup pendidikan mereka,” ujar Galuh Paskamagma.
Lebih lanjut, Galuh juga menambahkan bahwa aksi ketiga SMK binaan Djarum Foundation ini dapat menginspirasi SMK di seluruh daerah untuk bersama-sama ikut bergerak meningkatkan makna pendidikan, makna belajar dan nilai kemanusiaan melawan pandemi Covid-19.