Latih Komunikasi Dan Konsentrasi Dengan Saling Memandu

Posted : 11 Oct 2014

"Ayo ayo mas Rifky coba serong ke kanan, maju dua langkah, lalu merangkak!" Stefanus dari Universitas Cendrawasih berusaha mengarahkan Mohammad Rifky Ananda dari Universitas Diponegoro. Ya, mereka bergantian memandu dalam permainan Blind Man Walking. Sebuah permainan yang menguji kemampuan komunikasi, toleransi, kejujuran, dan kepemimpinan.

Masing-masing anggota regu akan berpasangan dan memilih peran, dipandu atau memandu. Salah satu orang akan ditutup matanya dan harus mampu melewati tali-tali pembatas hingga mencapai garis akhir dengan cukup mendengarkan instruksi dari rekannya. Jika menyentuh tali pembatas, siap-siap untuk mengulang dari garis awal.

Stefanus mengungkapkan bahwa permainan ini membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena dalam satu area Blind Man Walking akan muncul beberapa gema suara. "Cukup susah karena harus menyamakan persepsi antara instruksi dan perbuatan. Harus konsentrasi dan peka dengan suara teman", jelas Stefanus.

"Benar sekali, komunikasi yang paling utama dalam permainan ini. Harus fokus banget dan jangan ragu jalani instruksi. Disini kami belajar tentang makna kejujuran juga. Jika menyentuh tali, ulang dari awal meskipun hanya sedikit. Konsisten dengan aturan yang ada", ungkap Rifky mengiyakan pendapat Stefanus.

Keduanya pun saling bertukar peran untuk sama-sama merasakan perjuangan capai garis akhir. Menambah nilai perhatian akan sesama dan pahami kemampuan teman. Menjadi sebuah bekal untuk terus kembangkan kemampuan komunikasi sebagai calon pemimpin masa depan!


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya