Penanaman Trembesi 296 KM Lingkar Pulau Madura “Djarum Foundation Ajak Masyarakat Sumenep Hijaukan Lingkungan”

Posted : 23 Nov 2016

Sumenep – Djarum Foundation terus konsisten melakukan aksi kepedulian terhadap lingkungan hidup yang diimplementasikan melalui Program Djarum Trees For Life (DTFL). Program yang dikenal luas karena penanaman bibit pohon Trembesi ini tengah melanjutkan penyelesaian program “Penghijauan 296 KM Lingkar Pulau Madura” yang telah dimulai sejak awal tahun 2016 dengan titik penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan. Pada bulan November 2016 ini upaya penghijauan ini telah mencapai Kabupaten Sumenep. Seremoni penanaman pun dilakukan di Sumenep untuk mengajak seluruh elemen masyarakat terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan secara bersama-sama.

Sejak digagas oleh Djarum Foundation pada tahun 2010, hingga kini Program DTFL secara keseluruhan telah melakukan penanaman Trembesi di berbagai jalur sepanjang 2.150 KM di berbagai tempat di Indonesia. Dengan cakupan sebesar itu, Trembesi yang telah ditanam diharapkan mampu memberikan dampak dengan menyerap 2.600 juta ton CO2 setiap tahunnya.

Vice President Djarum Foundation FX Supanji mengatakan program “Penghijauan 296 KM Lingkar Pulau Madura” merupakan bagian dari rangkaian program Djarum Trees For Life. “Inisiatif ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen Djarum Foundation terhadap lingkungan dalam mengurangi efek pemanasan global serta menciptakan lingkungan yang bersahabat bagi Indonesia di masa depan,” ujar FX Supanji, usai seremoni penanaman di GOR Ahmad Yani, Sumenep, Madura, Rabu (23/11).

Pada program DTFL yang berlangsung di “Pulau Garam” ini Bakti Lingkungan Djarum Foundation menargetkan total menanam 10.000 pohon Trembesi di sepanjang 296 KM Lingkar Pulau Madura, yang meliputi Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep – Ketapang – Bangkalan. Sejak dimulai dari penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan hingga kini masuk Kabupaten Sumenep, tidak kurang telah dilakukan penanaman sebanyak 6.152 pohon Trembesi dengan 147 KM jarak yang telah terlampaui. Ditargetkan rampung di seluruh Lingkar Pulau Madura pada tahun 2017, Djarum Foundation juga akan melakukan perawatan pohon-pohon tersebut hingga tahun 2019. Diharapkan kedepannya setiap pohon Trembesi di Lingkar Pulau Madura akan memberikan dampak positif dengan kemampuannya menyerap hingga 285.000 ton CO2 per pohon per tahunnya.

Ia menambahkan, melalui Program DTFL, Bakti Lingkungan Djarum Foundation ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Sumenep, untuk turut peduli terhadap kondisi alam dengan upaya penghijauan dimulai dari lingkungan sekitar terdekatnya. “Kita sadar betul bahwa kualitas lingkungan dan ekosistem hijau sekitar kita semakin mengalami penurunan. Inisiatif Djarum Foundation ini tidak lain ingin mengajak seluruh masyarakat, khususnya saat ini di Sumenep, untuk ikut serta berpartisipasi langsung melakukan upaya penghijauan. Setidaknya dari wilayah terdekat, yaitu dimulai dari lingkungannya sendiri,” ujar FX Supanji.

Untuk mewujudkan hal tersebut, selain menanam pohon Trembesi, Djarum Foundation juga telah memberikan bantuan berupa bibit tanaman untuk dilakukan penanaman secara mandiri oleh masyarakat Sumenep. Sebanyak 475 bibit Trembesi dan 475 bibit Sirsak diberikan oleh Djarum Foundation kepada perwakilan 19 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep. Pemberian bibit tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah setempat dan warga masyarakat pada umumnya untuk memulai upaya pelestarian lingkungan dengan menanam pohon.

Seremoni penanaman ini dilakukan di area GOR Ahmad Yani, Sumenep, dan dihadiri oleh Bupati Sumenep Drs. KH. A. Buysro Karim M.Si dan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep KH. A. Panji Taufiq. Turut hadir dan membangkitkan kemeriahan acara, grup band Wali, yang sekaligus menjadi salah satu Duta Penghijauan Bakti Lingkungan Djarum Foundation. Dalam acara tersebut, seluruh tokoh dan artis yang hadir turut serta melakukan penanaman di sekitar wilayah GOR Ahmad Yani.

“Kami sangat gembira bisa turut terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan yang digagas oleh Djarum Foundation ini. Harapan kami program ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat agar ikut serta melakukan upaya penghijauan dan menyebar ke seluruh Indonesia, sehingga bisa memberikan dampak yang luas dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan anak cucu kita nantinya,” tutur Farhan Zainal Muttaqin atau Faank, vokalis Wali mewakili rekan-rekannya.

Tidak hanya melakukan penanaman, Djarum Trees For Life juga melakukan perawatan menyeluruh selama 3 tahun lamanya terhadap seluruh pohon yang telah ditanam. Jenis tanaman Trembesi dipilih karena, tanaman yang dikenal dengan nama Ki Hujan atau Rain Tree ini adalah pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun tak lebih dari ukuran koin Rp. 100, namun paling unggul dalam menyerap gas CO2.

Seperti yang dikemukakan oleh Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, Pakar Trembesi dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, pohon Trembesi merupakan suatu terobosan mengatasi pemanasan global karena memiliki daya serap gas CO2 yang sangat tinggi. “Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon Trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya,” ujar Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan.

Trembesi yang ditanam pada program ini diambil dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang didirikan dan dikelola oleh Djarum Foundation sejak tahun 1979. Berpusat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, beragam tanaman langka dari berbagai daerah dibudidayakan di sini. Tidak hanya itu, pusat pembibitan ini juga melakukan pembibitan untuk tanaman konservasi baik buah maupun non buah seperti Trembesi, Kenari, Mahoni, Asem, dan Randualas.

Kurang lebih 100.000 bibit diproduksi oleh PPT Djarum Foundation setiap tahunnya. Djarum Trees For Life tidak akan berhenti menjaga komitmen ini, demi terwujudnya negeri nyaman dan lestari serta kualitas hidup yang lebih baik, untuk kita dan anak cucu nanti.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya