23 Oktober 2024
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) hari ini mengadakan serah terima atas penanaman 25.194 trembesi di lima ruas jalan tol sepanjang Jawa Timur-Jawa Tengah. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Balai Perkerasan dan Lingkungan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum Neni Kusnianti, anggota Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum Sony Sulaksono Wibowo, dan perwakilan dari lima (5) mitra pengelola jalan tol. Aksi ini menjadi dukungan DTFL atas pembangunan infrastruktur berkelanjutan oleh Kementerian Pekerjaan Umum di sektor jalan bebas hambatan (tol). Praktik ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi swasta atas komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), sesuai rancangan Second Nationally Determined Contributions (NDC) 2031–2035.
"Sejak 2010, DTFL telah terlibat dalam program penghijauan lewat penanaman trembesi di sepanjang jalan di Pulau Jawa, Madura, Lombok, dan Sumatra. Inisiatif ini kemudian kami replikasi di sektor jalan bebas hambatan bersama para mitra pengelola jalan tol. DTFL percaya, di masa depan, sinergi multipihak ini semakin esensial dalam membantu capaian target pemerintah atas pengurangan emisi GRK secara bertahap," kata Program Director BLDF Jemmy Chayadi.
Pada 2019 DTFL bersama dengan PT Jasa Marga Solo Ngawi menginisiasi penanaman di ruas tol Solo-Ngawi, kemudian dilanjutkan di 2020 bersama dengan PT Marga Harjaya Infrastruktur menanam di ruas Tol Jombang-Mojokerto, serta ruas Tol Pemalang-Batang dengan PT Pemalang Batal Toll Road. Sinergi berlanjut di 2021 bersama PT Transjawa Paspro Jalan Tol di ruas Pasuruan-Probolinggo dan PT Pejagan Pemalang Toll Road di ruas Pejagan-Pemalang. Total 267 km ruas jalan tol telah ditanami bibit trembesi, yang turut dirawat selama tiga (3) tahun untuk memastikan pertumbuhan pohon yang optimal.
"Penyelenggaraan infrastruktur berkelanjutan di sektor jalan bebas hambatan (tol) perlu mempertimbangkant aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola. Dalam implementasinya di sektor lingkungan, penanaman trembesi tidak hanya berfungsi untuk pengurangan emisi karena mampu menyerap 28,5 ton CO2 per tahun, tetapi juga berfungsi untuk resapan air. Pun demikian, perencanaan hingga penanamannya perlu mengikuti aturan yang berlaku," kata Kepala Balai Perkerasan dan Lingkungan Jalan Neni Kusniati, yang membawakan sambutan mewakili Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum Rachman Arief Dienaputra.
Senada dengan itu, akademisi Sekolah Lingkungan Universitas Indonesia dan Ketua Umum APIKI (Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan) Network Mahawan Karuniasa dalam diskusi bertajuk "Urgensi Pembangunan Berkelanjutan di Sektor Infrastruktur Jalan Tol” menyebut, "Negara-negara dunia berkomitmen untuk menjaga agar suhu bumi tidak mengalami kenaikan lebih dari 1,5 derajat per tahun. Mencapai itu, perlu upaya mitigasi, antara lain lewat penanaman pohon untuk menyerap emisi dari gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Upaya ini makin krusial karena akhir-akhir ini terdapat riset yang menyebutkan berkurangnya kemampuan pohon untuk berfotosintesis dan menyerap emisi akibat perubahan iklim. Maka itu, inisiatif penanaman pohon tentunya perlu lebih digalakkan," kata Mahawan.
Sementara anggota BPJT Sony Sulaksono Wibowo menyebut, "Pembangunan jalan tol jadi bagian dari upaya peningkatan konektivitas, di mana inisiatif terkait penghijauan menjadi bagian di dalamnya. Sebagai regulator, BPJT mendorong kerja sama seperti inisiasi DTFL dengan mitra pengelola jalan tol seperti ini agar masyarakat menerima manfaat holistik. Tidak hanya untuk keteduhan di ruas jalan dan rest area, tetapi juga untuk pengurangan emisi dan kualitas udara yang lebih baik," kata Sony.