#Menaridirumahaja and Indonesian culinary rich in the end of the year from the Indonesian gallery rich in active moves with #NariantainmentAmahaja and enjoying culinary dishes from the garden to the kitchen

Jakarta, 23 Desember 2020 - Jelang akhir tahun. Galeri Indonesia Kaya kembali menghadirkan beragam tayangan yang dapat dinikmati selama berada di rumah. Akhir pekan ini, Galeri Indonesia Kaya mengajak penikmat seni di rumah menari bersama melalui #MenariDiRumahAja Ruang Kreatif: Kelas Tari Virtual “Inisiasi Gerak” bersama koreografer profesional Indonesia, Eko Supriyanto. Kelas tari virtual yang diadakan pada Minggu (20/12) pukul 14.00 WIB mendapat antusiasme yang tinggi dengan jumlah pendaftar mencapai lebih dari 150 peserta, melalui instagram @indonesia_kaya dan tidak lupa mencantumkan hashtag #MenariDirumahAja

Eko Supriyanto yang juga dikenal dengan nama Eko Pece ini lahir di Astambul, Kalimantan Selatan pada 26 November 1970 dan dibesarkan di Magelang, Jawa Tengah. Eko mendirikan Solo Dance Studio dan Eko Dance Company di Surakarta. Ia juga mengajar koreografi di ISI Surakarta. Sebagai koreografer profesional, ia aktif menggarap koreografi untuk film serta perhelatan tingkat nasional dan internasional. Ia mulai dikenal secara internasional saat ditunjuk oleh penyanyi Madonna untuk menjadi penata tari konsernya di berbagai negara dan juga terlibat sebagai penata tari untuk ajang Miss World yang diselenggarakan di Bali (2013) dan Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta/Palembang.

Selama 60 menit, Eko Supriyanto mengajari Inisiasi Gerak kepada para peserta yang mengikuti dengan antusias. Koreografi yang dikonsep sendiri oleh sang koreografer ini memadukan dari kelas workshop koreografi bersama Trisya Brown 1999 di New York US serta dari penelitian dan analisis gerak tari Alus gaya Surakarta. Pada sesi kelas tari kali ini, Eko Supriyanto berbagi salah satu strateginya dalam menciptakan koreografi berdasarkan eksplorasi gerak yang memilih gerakan yang sesederhana mungkin tanpa adanya unsur kultur atau tradisi tertentu, untuk membebaskan dari vokabuler yang sudah ada.

“Mengajarkan tari secara virtual dalam masa pandemi tentu memiliki tantangannya sendiri, karena saya tidak dapat bertatap muka dan berinteraksi secara langsung dengan para peserta. Namun ternyata, hal ini tidak mematahkan semangat dan kreativitas para peserta untuk terus mencetuskan dan menghasilkan ide-ide yang inovatif dalam kelas tari yang diinisiasi oleh Galeri Indonesia Kaya ini, para peserta dipacu untuk terus menghasilkan ide-ide kreatif melalui berbagai program yang mereka hadirkan. Semoga, kelas tari ini dapat menjadi angin segar bagi para peserta di rumah. Mari menari di rumah, agar kesehatan tetap terjaga dan tetap bergerak aktif, ” ujar Eko Supriyanto

#MenariDiRumahAja merupakan salah satu program Galeri Indonesia Kaya yang diinisiasi sejak pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan himbauan untuk melaksanakan aktivitas di rumah saja guna menekan laju penyebaran Covid-19. Sejak awal digelar pada 5 April 2020, #MenariDiRumahAja telah dilaksanakan sebanyak 12 kali, dengan 7 kali challenge membuat koreografi menggunakan lagu Indonesia Menari tahun 2018 dan 2019, serta  Kelas Tari Virtual yang melibatkan koreografer dan para maestro tari Indonesia, seperti EKI Dance Company, Kelompok Tari Nan Jombang, Didik Nini Thowok, Ufa Sofura dan Eko Supriyanto.

Selama digelar, program #MenariDiRumahAja ini diikuti oleh 1532 pendaftar. Para peserta terdiri dari beragam usia, mulai dari usia 8 tahun hingga 54 tahun dan berasal dari Sabang sampai Merauke. Bahkan ada juga para peserta yang berasal dari kota-kota kecil di Indonesia, seperti Pulau Natuna dan luar negeri seperti Malaysia, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan Australia. Selain itu, #MenariDiRumahAja juga pernah diikuti oleh salah satu peserta yang sedang melakukan isolasi dari wisma atlet karena terdampak covid-19, dengan penuh antusias.

Galeri Indonesia Kaya juga telah aktif mengajak masyarakat untuk tetap bergerak aktif dengan #MenariDiRumahAja lewat Ruang Kreatif: Kelas Tari Nusantara sejak awal pandemi di Indonesia dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan bimbingan dan arahan dari para pelatih tari profesional seperti Alm. Gugum Gumbira Tirasondjaja, Elly Luthan, CIOFF Indonesia, Gema Citra Nusantara para penikmat seni dapat dengan mudah mengikuti gerakan tari tradisional yang dapat diakses di kanal Youtube IndonesiaKaya.

 

KULINER INDONESIA KAYA UNTUK PARA PECINTA KULINER

“Galeri Indonesia Kaya senantiasa menghadirkan berbagai tayangan yang menginspirasi penikmat seni di rumah untuk dapat memaksimalkan waktu dan aktivitasnya selama berada di rumah. Di akhir tahun ini, kami kembali menghadirkan #MenariDiRumahAja yang mengajak untuk tetap bergerak aktif meski di rumah saja dan ternyata menuai respon positif dari pecinta tari, bahkan sampai dari luar negeri. Bagi para pecinta kuliner, dapat menyaksikan Kuliner Indonesia Kaya Dari Kebun Ke Dapur) yang dapat diakses melalui kanal Youtube IndonesiaKaya. Program ini menghadirkan beberapa sosok yang banyak menghabiskan waktu selama pandemi untuk bercocok tanam di rumah, mulai dari menanam tanaman hias hingga hidroponik. Bahan makanan dari hasil dari kebun ini akan diolah menjadi masakan yang siap untuk dinikmati,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.

Salah satunya adalah Rhea Laras, salah satu mahasiswi sekaligus anak kos-kosan yang memiliki hobi bercocok tanam. Rhea dan tanaman memiliki hubungan yang sangat erat, karena dia telah menjadi vegetarian sejak lima belas tahun lalu. Rhea sendiri menanam tanaman yang memang bisa dikonsumsi olehnya. Jadi, hampir sebagian kebutuhan bahan makanan bisa dipenuhinya dari sepetak kebun balkon kamar kos miliknya.

Selain itu, ada juga pasangan Giring Ganesha dan istri, Cynthia Ganesha yang mulai bercocok tanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Giring dan Cynthia sendiri menanam beberapa sayuran di kebun mereka, diantaranya kangkung, sawi, selada, dan masih banyak lagi. Dari hasil berkebun ini, mereka bisa menghasilkan masakan-masakan enak dan bergizi seperti plecing kangkung dan garden salad

“Esensi bercocok tanam tidak hanya soal hidroponik atau tanah, melainkan bagaimana kita merawat itu menjadi sesuatu yang sehat dan baik untuk kita. Bagi kami, melihat sayuran yang kita tanam mulai dari bibit hingga tunas dan bersemai itu ada kenikmatan sendiri bahwa tanaman dan sayuran yang kita sayangi nanti pada akhirnya akan dimakan oleh orang-orang yang kita sayangi juga. KIta juga bisa memastikan kualitas dari apa yang kita tanam dan kita makan,” ujar Giring.

Dalam episode terbaru Kuliner Indonesia Kaya (Dari Kebun Ke Dapur) menghadirkan Haykal Kamil dan istri, Tantri Namirah yang kini memiliki kesibukan dalam menggarap lahan perkebunan di samping rumah mereka, yang diberi nama Kutanami. Hasil kebun dari Kutanami sendiri berbagai macam jenis, mulai dari bayam, kangkung, cabai, terong, hingga pokcoy. Mereka sendiri tidak menjadikan Kutanami sebagai lahan bisnis, bahkan Haykal dan Tantri kerap mengirimi hasil kebun mereka ini secara cuma-cuma ke kerabat maupun tetangga.

Mereka pun sangat bersyukur memiliki Kutanami karena proses masak menjadi seru. Soalnya, bahan masakan sehari-hari mereka didapat dari hasil kebun sendiri. Tidak hanya itu, satu hal lagi yang disyukuri dari memiliki Kutanami ini menurut Haykal adalah prosesnya.

"Sejatinya, menanam itu bukan tentang apa yang kita panen lalu kita makan esok harinya. Namun lebih dari itu, menanam mengajarkan kita untuk berupaya, berdaya, dengan seberapapun luasnya,"  ujar Haykal Kamil.