Teacher Learning Center to Improve the Quality of Teachers in Kudus

Seorang guru itu adalah orang yang menginspirasi bahwa selalu ada bebatuan di jalan yang menghadang dan bagaimana memanfaatkan batu tersebut.

Guru tak pernah lepas dari kehidupan setiap orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Guru pun menjadi bagian penting dalam pertumbuhan seseorang yang nantinya akan menjadi penerus bangsa.

Untuk itulah, Djarum Foundation saat ini tengah mengembangkan sebuah “Pusat Belajar Guru” atau PBG di Kudus. Tujuan dari pengembangan Pusat Belajar Guru ini adalah untuk memberikan akses bagi lebih dari 14,000 guru di Kabupaten Kudus dalam mendapatkan pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang terjangkau baik ditinjau dari sudut biaya, jarak dan waktu.

Program pengembangan PBG Kudus diinisiasi oleh Djarum Foundation bekerja sama dengan Pemerinta Kabupaten Kudus melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dengan melibatkan Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach selaku pelaksana program.

Soft lauch fasilitas Pusat Belajar Guru diselenggarakan di lokasi gedung PBG Kudus yang bertempat di Mlatinorowito Kecamatan Kota Kabupaten Kudus pada Selasa, 31 Juli lalu. Acara tersebut pun dihadiri oleh Bupati Kudus Dr. H. Musthofa, SE., MM, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Kudus Drs. Joko Susilo, Perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Santoso., SH., MH selaku Kepala BPPMK Wilayan II Provinsi Jawa Tengah, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio serta Direktur PSE-SDO Gusman Yahya.

Acara soft launch gedung ini adalah salah satu bagian dari rangkaian program yang sudah dijalankan selama lebih dari dua tahun terhitung dari pertengahan tahun 2016. Program yang sudah dijalankan adalah seleksi calon guru inti dan pengelola PBG, serta serangkaian diklat dan pendampingan dalam rangka pembekalan guru inti dan pengelola PBG.

“Dinas Pendidikan sebagai leading sector program ini akan memanfaatkan PBG untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, sehingga pada akhirnya bisa memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa di Kabupaten Kudus,” demikian Dr. H. Musthofa,SE.,MM, Bupati Kudus menjelaskan.

Dalam waktu yang akan datang, PBG juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pendidik yang berada dibawah naungan Kementerian Agama di Kabupaten Kudus. Pemanfaatan PBG oleh para pendidik di luar Kabupaten Kudus sangat dimungkinkan. Dengan 65 orang Guru Inti termasuk 10 orang Pengelola PBG, diharapkan PBG dapat membangun dan memberikan manfaat yang luas kepada lebih dari 14 ribu guru yang mengajar di lebih dari 1000 sekolah dan madrasah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kudus.

Felicia Hanitio, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation menyampaikan, “Aset utama dari Pusat Belajar Guru Kudus ini bukanlah sarana dan prasarananya melainkan tim Guru Inti dan Pengelola PBG yang profesional, kompeten dan berkomitmen. Mereka adalah guru berprestasi terpilih dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK, yang sudah disiapkan selama jangka waktu satu setengah tahun untuk dapat menjadi fasilitator diklat dan agen perubahan yang transformative dalam mendorong pengembangan kualitas guru se-Kabupaten Kudus.”

Felicia juga menjelaskan, “Dengan tiga kelas lokakarya guru yang diselenggarakan dalam acara soft launch hari ini, tim PBG sudah aktif melaksanakan misi utamanya: yaitu untuk memberdayakan guru-guru, terutama yang selama ini sulit mengakses pelatihan pengembangan profesionalisme diri, agar mereka mampu mempersiapkan peserta didik yang dapat memenangkan persaingan global di abad 21 ini.”

Gusman Yahya, Direktur PSF-SDO, menambahkan, “Program pengembangan Pusat Belajar Guru adalah salah satu program unggulan yang difasilitasi oleh Putera Sampoerna Foundation – School Development Outreach (PSF-SDO). Dengan terwujudnya PBG di Kabupaten Kudus, kami berharap akses guru akan pendidikan dan latihan akan terbuka lebih lebar, serta biaya pengembangan kompetensi guru menjadi lebih hemat. Pada akhirnya, juga meningkatkan kemampuan mengajar guru sehingga kualitas hasil belajar siswa meningkat.”

Saat ini, proses pelatihan guru pun sudah bergulir secara rutin dan pembangunan PBG mendekati tahap akhir. (*)