11 November 2021
BALI - Video musik animasi garapan para siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus berjudul ‘Sabda Alam’ diputar di Balinale International Film Festival yang diselenggarakan pada 11 - 14 November 2021 di Park 23 Cinema XXI Kuta Selatan, Badung, Bali. Pada sesi spesial screening di hari terakhir Balinale, para siswa SMK Raden Umar Said yang merupakan salah satu SMK binaan Djarum Foundation ini juga melakukan diskusi dengan para pengunjung yang meliputi sineas, produser, aktor, maupun penikmat film.
‘Sabda Alam’ tidak hanya berhasil mencuri perhatian pengunjung Balinale dalam negeri, namun juga penikmat film mancanegara. Seperti halnya Renee Thorpe yang merupakan seorang jurnalis serta Pascal Philippe, penikmat film asal Perancis. Keduanya sepakat bahwa hasil karya siswa SMK RUS Kudus sangat berkualitas dan layak bersaing dengan hasil animator-animator profesional.
“Karya ini sangat menarik dari segi animasi maupun tema cerita yang diangkat. Pesan tersirat yang ingin disampaikan terwakili oleh berbagai elemen, mulai dari musik, lirik, dan gambar yang menjadi kesatuan yang utuh,” puji Renee usai menyaksikan ‘Sabda Alam’.
“Saya rasa karya para siswa SMK RUS Kudus sangat luar biasa dan dapat membangkitkan ekonomi kreatif di Indonesia. Akan baik jika ada pertukaran pelajar dari SMK RUS dengan siswa di sekolah Perancis agar menambah insight skill mereka. Ini adalah awal yang menarik untuk mereka berkarya di industri animasi,” kata Philippe di kesempatan yang sama.
Sementara itu, senias senior Garin Nugroho juga terpukau akan kualitas video musik animasi ‘Sabda Alam’. Ia berdecak kagum dan mengapresiasi para pelajar yang masih duduk di bangku SMK mampu menghasilkan karya seperti garapan industri kelas dunia. "Saya sudah lihat beberapa karya hasil SMK RUS. Animasi Sabda Alam ini luar biasa sekali untuk sekelas anak-anak SMK membuat animasi sebagus ini,” ujarnya.
Eko Prastiyo selaku compositor ‘Sabda Alam’ mengungkapkan rasa bangga karena karya dirinya dan teman-teman mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Ia mengakui bahwa project tersebut menjadi portofolio yang sangat bernilai dan memudahkannya untuk melebarkan sayap berkarier di industri animasi yang lebih luas. Pasca lulus dari SMK RUS Kudus, kini Eko bekerja sebagai compositor di studio produksi animasi Brown Bag Films Bali.
"Keterlibatan saya sebagai compositor di Sabda Alam sangat berpengaruh untuk portofolio di dunia kerja. Berkat karya tersebut, mempermudah saya ketika melamar kerja dan menjadi nilai plus di mata HRD. Selain itu, berbagai pengalaman ketika masih menjadi siswa SMK RUS juga menjadi bekal saya, mulai dari mental, problem solving, dan team leader," ungkap Eko.
‘Sabda Alam’ lahir dari keprihatinan para siswa SMK RUS terhadap burung-burung endemik di Indonesia seperti Jalak Bali dan Ekek Geling Jawa, yang keberadaannya makin terancam punah. Sama halnya dengan Kakatua Kecil Jambul Kuning dan Rangkong Gading, burung-burung ini masuk status kritis (critically endangered) berdasarkan Daftar Merah Jenis Terancam Punah dari Badan Konservasi Dunia (IUCN Red List).
Video musik animasi ini diiringi lagu ‘Sabda Alam’ ciptaan almarhum Chrisye dan Junaedi Salat yang diaransemen kembali oleh Tohpati. Semakin menarik, SMK Raden Umar Said juga berkolaborasi dengan sederet penyanyi bersuara emas kebanggaan Tanah Air, untuk melengkapi keindahan visual yang disuguhkan. Mereka adalah Eva Celia, Fadly Padi, Mario Ginanjar, Mytha Lestari dan Leisha Kaligis yang mengisi karakter suara burung-burung di video tersebut.
Sejak diunggah pada 12 September 2021 di kanal Youtube RUS Animation Studio, video berdurasi 4 menit 32 detik ini telah disaksikan lebih dari tiga juta penonton. Tidak hanya karena kualitas animasinya yang berkaliber internasional, ‘Sabda Alam’ juga memiliki cerita dan makna yang disampaikan untuk mengajak masyarakat untuk turut melestarikan ekosistem alam.