Sejenak Pebulu Tangkis Tinggalkan Lapangan, Lalu Lari ke Hutan - Kompas.id


Posted : 12 Jan 2024

Seperti manusia pada umumnya, pebulu tangkis juga butuh jeda dari rutinitas. Sejenak, lapangan berganti jadi hutan.

Setiap orang, termasuk atlet bulu tangkis, membutuhkan jeda dari rutinitas yang kerap membuat bosan. Jeda penting untuk membantu menyegarkan pikiran dan menumbuhkan lagi semangat yang pudar. Salah satu caranya bisa dengan sejenak meninggalkan lapangan dan rutinitas latihan, lalu berlibur di hutan.

Di tengah rintik hujan yang membasahi hutan pinus, di Lembang, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024) siang, terpancar kegembiraan dari wajah Joy Imanuella Matriksa (16). Joy, bersama 84 pebulu tangkis belia PB Djarum lainnya, baru saja menyelesaikan satu dari total sembilan simulasi atau permainan mancakrida (outbound). Untuk pertama kalinya, Joy mencoba permainan bernama human jump, yakni melompat dan meraih samsak yang diikat pada sebuah tali di ketinggian tertentu.

Joy sempat ragu. Pebulu tangkis kelahiran Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ini takut hal buruk terjadi. Namun, runner-up Sirkuit Nasional A Banten 2023 nomor ganda remaja campuran ini akhirnya berhasil meyakinkan diri dan melompat. Joy percaya tangannya mampu meraih samsak dan tidak khawatir jatuh lantaran sudah memakai tali pengaman.

”Ternyata seru, soalnya suasananya baru. Biasanya, kan, yang dilihat lapangan dan yang dilakuin latihan. Sekarang bisa mencoba kegiatan lain. Jadi, kayak refreshinggitu,” kata Joy yang bergabung dengan PB Djarum pada 2021.

Mancakrida merupakan ajang liburan yang dirancang PB Djarum bagi para atletnya. Mancakrida keempat ini digelar pada 10-13 Januari 2024. Kegiatan ini rutin diadakan sejak 2011 untuk mengakomodasi kebutuhan atlet akan liburan.

Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin mengatakan, ada banyak alasan PB Djarum mengadakan mancakridadan akhirnya rutin menggelarnya. Salah satu alasan menyangkut momen ketika Yoppy bersama atlet PB Djarum yang kini menjadi legenda hidup bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky, hampir tiga dekade lalu.

Berlibur bisa menjadi cara mengembalikan semangat itu, apalagi jika berliburnya dengan mencoba hal baru. Wajar kalau atlet-atlet ini begitu antusias dan bersenang-senang meski kegiatannya padat.

Yoppy ingat, Rexy yang kala itu hendak tampil di Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Subagja selalu menolak membicarakan bulu tangkis di luar lapangan. Yoppy melihatnya sebagai upaya Rexy mengendalikan tekanan dan beban prestasi yang berada di pundaknya.

Tak hanya itu, Yoppy juga lantas menyadari, atlet seperti Rexy butuh sejenak mengambil jeda dari hal-hal yang berkaitan dengan olahraga yang ditekuni. Intinya, kata Yoppy, atlet juga butuh refreshing. Apalagi, jika atlet baru saja menjalani jadwal yang padat dan menghadapi turnamen besar.

Hal itu dialami atlet PB Djarum sepanjang 2023. Tak hanya melakoni rutinitas latihan, mereka juga mengikuti banyak turnamen. Maka, liburan penting agar para atlet menyegarkan pikiran dan bisa semangat kembali saat memulai tahun yang baru.

”Namun, tentu liburan tidak hanya sekadar liburan. Perlu ada nilai-nilai juga yang bisa diambil para atlet, ada manfaat yang bisa mereka dapatkan setelah pulang dari liburan,” ucap Yoppy.

Pelibatan psikolog

Pada outbound tahun ini, PB Djarum juga menggandeng psikolog dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran untuk turut memantau atlet. Pelibatan psikolog ini, tutur Yoppy, menjadi salah satu terobosan dalam pembinaan atlet. Hal ini tak lepas dari kesadaran PB Djarum tentang pentingnya aspek di luar teknik dan fisik.

Yoppy menuturkan, tak sedikit atlet yang punya kemampuan fisik dan teknik mumpuni, tetapi melempem saat bertemu lawan unggulan. Untuk itu, gambaran psikologis atlet dibutuhkan agar pelatih lebih memahami anak asuhannya. Muaranya ialah peningkatan performa dan prestasi atlet.

Rt Annissa Apsyari, psikolog Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran, mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan intensif sepanjang outbound. Sebanyak 19 psikolog melakukan observasi terhadap para atlet yang dibagi ke dalam sembilan kelompok.

Setelah pengamatan, para psikolog juga menggelar sesi diskusi dengan para atlet. Setiap atlet diminta berbicara soal pengalamannya menjalani outbound. Tujuannya untuk memperdalam aspek psikologis atlet, termasuk kendala, harapan, dan keinginan mereka.

Annisa juga menyoroti kehadiran outbound sebagai sarana bagi atlet untuk mengambil waktu jeda. Menurut Annisa, setiap orang memang membutuhkan jeda dalam menjalani rutinitas di hidupnya. Saat seseorang mengerjakan hal sama secara berulang, ia seperti berada dalam mode autopilot.

Saat itu terjadi, kata Annissa, akan muncul kejenuhan. Selanjutnya ialah penurunan semangat akan aktivitas yang dijalani tersebut. ”Berlibur bisa menjadi cara mengembalikan semangat itu, apalagi jika berliburnya dengan mencoba hal baru. Wajar kalau atlet-atlet ini begitu antusias dan bersenang-senang meski kegiatannya padat,” ujarnya.

Adapun sembilan permainan dalam outbound dirancang dengan tingkat kesulitan beragam. Tujuan dari permainan itu pun berbeda-beda, mulai dari untuk menguji keberanian, taktik dan strategi, kekuatan, hingga daya juang. Ada pula permainan untuk menguji kekompakan tim.

Direktur pusat pelatihan Zone 235, Ronny Aprilyanto, mencontohkan, permainan human jump yang dicoba Joy bertujuan untuk menguji keberanian peserta. Aspek ini berguna bagi atlet saat bertanding dengan lawan unggulan. Keberanian juga dibutuhkan saat diminta mengubah strategi ketika menghadapi situasi buntu di pertandingan.

Sementara dalam permainan blind man walking, komunikasi menjadi aspek yang ingin dilatih. Peserta harus berjalan melewati tali-tali pembatas dengan keadaan mata tertutup. Agar bisa mencapai garis akhir tanpa menyentuh tali-tali, peserta harus mendengarkan arahan teman se tim yang memandu tanpa penutup mata. Dengan demikian, mereka belajar menyampaikan arahan, mendengarkan, dan menyamakan persepsi.

”Seluruh kegiatan juga berjalan dengan aturan yang ketat, mulai dari cara bersikap, berpakaian, hingga berkegiatan. Artinya, mereka dilatih agar lebih disiplin. Semua program dirancang bersama supaya atlet ini akhirnya bermental juara,” ucap Ronny.

Source: https://www.kompas.id/baca/olahraga/2024/01/12/sejenak-tinggalkan-lapangan-lalu-kulari-ke-hutan

Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya